Gas Elpiji 3 Kg bersubsidi di Bima diduga dijual bebas

Kicknews.today – Gas elpiji 3 kg bersubsidi di Kabupaten Bima diduga dijual bebas. Akibatnya barang tersebut dijual tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Bahkan ironisnya beberapa hari lalu stok langka.

Ketua BPD Desa Tambe, Buyung SPd membenarkan barang subsidi tersebut dijual bebas. Bahkan dampaknya, barang bersubsidi dijual tidak sesuai HET. Dari harga yang biasanya dibeli masyarakat disetiap pangkalan Rp 20 ribu/ tabung, kini ada sebagian yang jual Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu/ tabung.

“Kita minta barang subsidi pemerintah ini benar-benar diawasi secara bersama. Agar tidak merugikan masyarakat banyak atas ulah-ulah penjual seperti ini,” pinta Buyung, Kamis (2/7).

Dampak lain akibat penjual bebas gas tersebut beberapa hari lalu stok di beberapa pangkalan wilayah setempat langka. Sehingga membuat masyarakat kesulitan mendapatkan barang subsidi tersebut.

“Kita minta sama-sama mengawasi agar penjualannya sesuai HET dan penyalurannya tepat sasaran,” tegasnya.

Sementara itu, Kabag Ekonomi Setda Kabupaten Bima, Hariman menyampaikan terkait adanya penjualan bebas gas elpiji hingga berdampak penjualan diatas HET dan stoknya langka pihaknya akan sikapi. Bahkan saat ini pihaknya tengah turun disejumlah pangkalan untuk memastikan barang tidak dijual di atas HET dan stoknya tetap tersedia di setiap pangkalan.

“Hari ini kita turun di setiap pangkalan untuk memastikan dan menertibkan dua hal tersebut,” ujarnya.

Kata dia, kalaupun adanya ditemukan pangkalan yang menjual barang diatas HET, pihaknya akan langsung menyurati ke agennya untuk memutuskan kontrak kerjanya.

“Kalau ditemukan pangkalan yang nakal, kita akan surati ke agennya agar mereka bisa ditindak mencabut kontraknya,” tegas Hariman.

Dijelaskannya, penyebab naiknya harga penjualan gas ini diduga kuat para pangkalan menjualnya ke pengecer bukan langsung ke masyarakat. Padahal dalam aturannya barang tersebut disalurkan oleh agen ke pangkalan kemudian langsung ke masyarakat bukan ke pengecer.

“Kalau ada pangkalan yang menjual ke pengecer bukan ke masyarakat dilaporkan saja. Sebab ini yang membuat penjualan barang ini diatas HET,” ungkapnya.

Berdasarkan HET, gas Elpiji ini dijual oleh Agen ke pangkalan Rp 14 ribu pertabung dan terima di tempat, kemudian oleh pangkalan Rp 15 ribu ke masyarakat. Bahkan untuk harga tolerasansi Rp 17 ribu per tabung.

“Kalaupun ada pangkalan yang jual diatas harga tersebut dan menjual ke pengecer dilaporkan saja ke agen atau kami. Agar kami bisa sikapi dan bertindak,” tegasnya.

Dia berjanji pemerintah akan terus mengawasi penyaluran gas elpiji bersubsidi ini. Sehingga barang ini penyaluran tetap sasaran dan harganya sesuai HET. (rif)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI