Gagal jadi TKI karena ditipu, pemuda Lombok Timur ini buka usaha dan raup omzet jutaan

kicknews.today – Gagal berangkat ke Polandia, Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) atau Calon TKI asal Desa Rumbuk, Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Muhammad Amin Saleh (34 tahun) memilih melanjutkan bisnis yang sempat terhenti. Sebelumnya, ia bersama 210 CPMI dijanjikan berangkat tahun 2021 oleh salah satu PT, tapi tak kunjung direalisasikan sehingga mereka meminta pengembalian uang.

“Kami dibohongi oleh pihak PT atau calo tersebut, untung saja sebelum daftar jadi CPMI saya sudah mulai bisnis kecil-kecilan konter handphone sejak 2019 lalu,” katanya.

Hanya saja modal untuk pengembangan usahanya itu tidak tercukupi saat itu. Ia pun berniat menjadi PMI di Polandia untuk menambah membangun usaha yang lebih besar.

“Saya rela hutang biar bisa ke Polandia, walaupun gagal. Uang Rp15 juta saya pakai daftar sudah dikembalikan oleh pihak PT. Sekarang uang itu saya pakai untuk tambah modal usaha,” ujarnya.

Setelah berjalan beberapa bulan, kini usaha konter sudah cukup berkembang. Bahkan sehari ia bisa dapat omzet Rp300 ribu dari hasil penjualan HP.

“Saya pakai sistem jual Cash On Delivery (COD). Jadi peminatnya cukup banyak. Alhamdulillah, sebulan bisa dapat jutaan,” akunya.

Pengembangan usahanya itu tidak terlepas dari hasil pembinaan Serikat Buruh Migrasi Indonesia (SBMI) Cabang Lomba Timur. Mereka juga kata dia, ikut memperjuangkan hak-hak CPMI yang gagal berangkat ke Polandia beberapa waktu lalu.

“Alhamdulillah, ada berkah ketika kami gagal ke Polandia,” katanya.

Sementara, Ketua SBMI Cabang Lomba Timur, Usman mengaku, SBMI tetap  bina para CPMI agar terus sukses di kampung tanpa harus ke luar negeri. Apalagi, belakang ini banyak CPMI yang kena tipu akibat tekong atau calo.

“Ketimbang jadi PMI rentan kena tipu, lebih baik bangun usaha di kampung,” katanya.

Tidak hanya itu, ia juga meminta pada pemerintah agar kasus seperti ini bisa diperhatikan. Dengan harapan, para pemuda bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri tanpa harus bekerja di luar negeri.

“Kami SBMI tetap memberikan pembinaan. Jika ada program pelatihan, kami juga siap bantu,” pungkasnya.(cit)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI