kicknews.today – Festival Kecimol yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kecimol Nusa Tenggara Barat (AK-NTB) diharapkan dapat menghapus stigma buruk yang melekat selama ini, nyatanya tidak sesuai konsep. Pasalnya, pada gelaran event di Tugu Selong, Rabu (25/1) masih terdapat ‘Sekehe Kecimol’ atau mempertontonkan goyangan erotis yang tidak sesuai dengan nilai-nilai adat budaya Suku Sasak.
Pertunjukan itu menuai beragam komentar negatif dari masyarakat wabil khusus Lombok Timur (Lotim), sehingga di hari kedua Festival Kecimol tersebut dinyatakan bubar.
Atas kejadian tersebut, Ketua Pelaksana festival AK-NTB, Lalu Istina Apandi meminta maaf atas adanya satu sekehe (grup kecimol) yang sudah tampil tidak erotis. Kejadian ini tidak disengaja, melainkan karena ada ketegangan antar grup di lokasi acara. Sehingga, membuat salah satu sekehe lepas kontrol dan menunjukkan atraksi erotis dan jadi sorotan banyak kamera.
“Hanya satu sekehe yang melakukan hal demikian. Kemarin 50 sekehe yang hadir hari kedua, awalnya 50 juga. Banyak sekehe yang tidak hadir dikarenakan ada job lain, sehingga mereka meminta maaf ke pengurus,” ujarnya ketika dikonfirmasi, Kamis (26/1).
Dia menjelaskan, dari peristiwa itu tetap dijadikan pembelajaran bagi AK-NTB. Termasuk untuk Grup kecimol yang tidak hadir tetap diberikan pemahaman agar tidak ada lagi pertunjukan di batas kewajaran yang akan merusak nama Kecimol.
“Kami sangat hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan, karena kami ingin mengubah kecimol sesuai dengan norma adat, dan memiliki nilai seni serta mendidik,” katanya.
Terlepas dari itu, Festival Kecimol yang dibuka oleh Bupati Lombok Timur, HM Sukiman Azmy merupakan kali pertama digelar di NTB bahkan di Indonesia. Ia harap, kehadiran Kecimol di tengah masyarakat bisa menjadi budaya yang religius.
“Kami harap dengan festival bisa merubah stigma masyarakat tentang keberadaan Kecimol,” pungkasnya. (cit)
