‘Emas Hijau’ dari Sembalun siap diekspor ke Jerman

kicknews.today – Tanaman vanili tumbuh subur di Dusun Sajang Lauk, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur ( Lotim ) Nusa Tenggara Barat (NTB). Aktivitas budidaya ini di geluti oleh 30 persen masyarakat setempat sejak beberapa tahun terakhir.

Tanaman Vanili yang dijuluki si ‘emas hijau’ ini dibudidayakan oleh petani Sajang, dilatarbelakangi beberapa faktor. Pertama, letak geografis Dusun Sajang yang berada di ketinggian sekitar 800 meter  dari permukaan laut (Mdpl). Hal itu memungkinkan vanili bisa tumbuh subur di daerah dingin tersebut.

Kedua, faktor ekonomi. Dimana harga jual komoditas yang hanya bisa panen setahun bahkan 2 sampai 3 tahun sekali namun bisa mendongkrak perekonomian warga setempat.

Petani Vanili, Zulkifli mengatakan, tanam vanili tidak mudah. Selain butuh waktu cukup lama, proses tanam hingga perawatannya sangat rumit.

“Dari tanam sampai berbunga biasanya 2 sampai 3 tahun. Karena kita harus melakukan stressing dulu baru keluar bunganya. Setelah keluar baru bunganya dikawinkan secara manual. Biasanya masa pengawinan itu 2 sampai 3 bulan. Setelah itu baru kita nunggu masa panen,” kata Zulkifli.

Zul menjelaskan alasan kenapa vanili dijuluki ‘emas hijau’ karena memiliki harga jual yang tinggi. Vanili basah dibanderol Rp300-500 ribu per kilogram. Sedangkan vanili kering, bisa dijual hingga Rp5 juta per kilogram. Selain sebagai pengharum ruangan, Vanili juga bisa jadi parfum dan banyak lagi manfaat lainnya.

“Vanili biasanya dibeli pengepul. Tapi untuk tahun depan akan kita ekspor pertama kali ke luar negeri yakni Jerman,” jelasnya.

Tanaman Vanili saat ini sudah menggunakan sistem modern yaitu Green House (rumah kaca). Sebelum, Vanili ditanam di pekarangan rumah. Saat ini kawasan Green House memiliki luas 30 Ha.

Karena keindahannya, Green House Vanili kemudian dikembangkan jadi kawasan wisata edukasi. Pengunjung dapat masuk ke Green House Vanili jika ingin mengenal lebih jauh tentang budidaya tanaman tersebut. Bisa juga untuk sekadar berfoto-foto.

Sementara, Kepala Desa Sajang, Lalu Kanahan  mengatakan, tumbuhan Vanili bukan satu-satunya mata pencaharian petani di Sajang. Terdapa juga tanaman Kopi, Alpukat hingga Strawberry. Namun, Vanili punya harga tinggi.

“Masyarakat Sajang banyak budidaya Vanili karena harganya menjanjikan,” pungkasnya.

Green House Vanili sekarang ramai dikunjungi wisatawan. Untuk masuk ke Green House cukup merogoh kocek Rp5 ribu. Para pengunjung akan diberikan edukasi tentang budidaya mulai dari benih, cara tanam, perawatan hingga pengawinan bunga vanili secara manual agar berbuah.

Pengunjung juga dapat menikmati keindahan alam seperti wisata Glamping, Bukit Pemedengan dan Air Terjun Mangku Sakti dan pemandangan Gunung Rinjani dari sisi utara.

Dusun Sajang Lauk terletak di kawasan Gunung Rinjani. Jarak dari pusat Kota Mataram berkisaran 97 kilometer atau 2 jam lebih perjalanan.

Untuk bisa sampai ke sini, pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Hal ini karena medan yang ditempuh tergolong sulit, tanjakan dan turunan cukup ekstrim. Dusun Sajang Lauk menyajikan nuansa pedesaan alami, karena jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Bebas polusi dan kebisingan. Kondisi alamnya masih terjaga, pohon-pohon rindang tumbuh tegak hingga di tengah perkampungan. Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani. (cit)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI