kicknews.today – Dua asesor dari UNESCO kini tengah berada di Lombok, menilai ulang status Geopark Rinjani sebagai UNESCO Global Geopark. Asesor yang berasal dari Jepang dan Belgia itu tidak hanya memeriksa dokumen yang dikirimkan, tapi juga turun langsung ke lapangan sejak 28 Juni hingga 2 Juli 2025.
“Ini adalah penilaian ulang (revalidasi) yang kedua kalinya untuk Geopark Rinjani. Revalidasi pertama tahun 2022, dan revalidasi kedua tahun 2025 ini,’’ kata General Manager Geopark Rinjani, Qwadru Putro Wicaksono dalam keterangan pers yang diterima kicknews.today, Selasa (1 Juli 2025).

Pada revalidasi 2022, para asesor memberikan sejumlah rekomendasi penting, seperti peningkatan infrastruktur pascagempa 2018, visibilitas geosite, hingga penguatan interpretasi antara kekayaan geologi, biologi, dan budaya di titik-titik seperti Aik Berik. Untuk itulah, pada 29 Juni, asesor kembali turun langsung ke Aik Berik dan berdialog dengan pengelola wisata, Pokdarwis, dan Dinas Pariwisata Lombok Tengah.
“Asesor juga langsung turun ke Aik Berik pada hari kedua tanggal 29 Juni. Berdialog langsung dengan teman-teman pengelola wisata, Pokdarwis, termasuk juga Dinas Pariwisata Lombok Tengah,’’ kata Qwadru.
Rekomendasi lainnya adalah program pemberdayaan masyarakat, terutama perempuan. Saat kunjungan ke sekretariat Geopark Rinjani di hari pertama, asesor mendengar pemaparan soal kolaborasi Geopark Rinjani dengan BRI Research Institute dalam pembinaan UMKM perempuan di beberapa lokasi, seperti Desa Lantan, Loyok, Sembalun, dan Senaru.
Ketika asesor berkunjung ke kampung adat Senaru, pendamping mereka adalah para perempuan pemandu wisata dari Rinjani Women Guide Association. “Ketika ke kampung adat Senaru, teman-teman women guide yang mendampingi asesor. Berdiskusi langsung tentang aktivitas mereka,” ujar Qwadru.
Asesor juga meninjau perkembangan kawasan Gili Tramena—Trawangan, Meno, dan Air—yang sejak lama menjadi perhatian karena laju pariwisatanya. Gili Trawangan pernah dikunjungi saat APGN 2019 dan revalidasi 2022, dan kali ini menjadi titik tinjauan kembali.
“Secara infrastruktur sudah banyak perbaikan, dermaga yang dulu rusak dan kecil sekarang jauh lebih bagus. Begitu juga jalan, tapi tentu saja masih banyak PR untuk Gili Tramena. Pak Gubernur sudah menyampaikan komitmen untuk menata Gili Tramena lebih baik lagi,’’ kata Qwadru.
Dalam kunjungan ke Sembalun, turut hadir General Manager Geopark Rinjani periode 2015–2020, Chairul Machsul. Ia ikut mendampingi asesor, salah satunya dari Jepang, yang pernah hadir dalam Geopark se-Asia Pasifik tahun 2019. Di momen ini mereka berdiskusi soal tantangan pengelolaan geopark di berbagai negara.
Menurut Chairul, kolaborasi lintas sektor adalah kunci. Ia menyebut Rinjani bisa menjadi ruang belajar geopark dunia. “Dengan kolaborasi berbagai pihak, saya optimis Geopark Rinjani bisa menjadi tempat belajar pengelolaan Geopark,” ujarnya.
Selain kedua asesor tersebut, proses revalidasi juga dihadiri oleh Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dan Kementerian Pariwisata yang ikut mengikuti seluruh proses untuk memastikan kelayakan status Geopark Rinjani. Yang menarik, Geopark Caldera Toba juga hadir sebagai pengamat karena mereka juga akan menjalani revalidasi tahun ini, setelah sebelumnya menerima “kartu kuning”.
“Ini menjadi bentuk kepercayaan teman-teman di pusat dan geopark di Indonesia kepada Geopark Rinjani,’’ kata Manajer Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Antarlembaga, Meliawati.
Meliawati juga membawa kabar membanggakan. Ia lolos sebagai asesor UNESCO dan akan bertugas ke Jepang usai proses revalidasi ini. “Setelah selesai penilaian di Geopark Rinjani, Insya Allah saya akan ke Jepang untuk menilai Geopark di sana,” kata geologis perempuan ini. (red.)