Diduga gak kebagian jatah, oknum ASN di Bima ngamuk lempar jendela kantor

kicknews.today – Oknum Aparat Sipil Negara (ASN) inisial AR mengamuk dan merusak jendela kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bima, Kamis (16/6). Aksi pengerusakan itu diduga AR tidak kebagian jatah uang pemberian PT penyalur Pekerja Migran Indonesia (PMI) maupun Calon PMI.

Dugaan itupun terendus Inspektorat dan langsung mendatangi kantor Disnaker setempat, untuk mendalami dugaan aliran uang tersebut, Jumat (17/6). Sekretaris Disnaker Kabupaten Bima, Arif membenarkan kedatangan Inspektorat untuk menelusuri dugaan temuan sekaligus pembinaan terhadap AR.

“Barusan pihak Inspektorat keluar dari ruangan saya,” kata Arif usai mengantar pihak Inspektorat di area parkir, Jumat (17/6).

Arif tidak menjelaskan secara detail terkait perihal kedatangan Inspektorat. Termasuk aksi pengerusakan jendela kantor oleh pegawai AR, ia mengaku tidak tahu pasti dasar persoalannya.

“Ini hanya miskomunikasi, mungkin yang bersangkutan lagi emosi,” katanya.

Kasi Penta Disnaker Kabupaten Bima, Arif Rahman membantah menarik uang dari CPMI yang mengikuti pelatihan di Balai Pelatihan Kerja Kabupaten Lombok Timur. Menurutnya, kabar tersebut sama sekali tidak benar.

“Ada tiga orang yang dituduh, saya dan termasuk Pak Kadis,” katanya.

Arif pun menjelaskan perihal tugas Disnaker dalam kegiatan pelatihan puluhan CPMI tersebut. Menurutnya, pihak dinas tidak terlibat langsung dalam kegiatan itu, termasuk yang berhubungan dengan uang. Dia menyebutkan, pihak dinas hanya sebagai pengawal atau memfasilitasi.

“Saya memang ikut pada kegiatan itu, sebagai perwakilan dinas. Soal ada uang yang ditarik itu sama sekali tidak ada. Karena CPMI di bawah tanggungjawab pihak sponsor atau PT penyalur langsung,” kata Arif didampingi salah satu pihak PT penyalur.

Sementara Pimpinan Cabang PT Sema atau pihak sponsor CPMI, Amirudin juga menyampaikan hal yang sama. Dia mengaku, dalam kegiatan pelatihan di Lombok Timur itu pihaknya mengutus 8 orang CPMI.

Terkait prosedur keberangkatan jelas dia, tidak ada penarikan uang sedikitpun dari peserta CPMI. Bahkan mereka diberikan uang saku Rp500 ribu dari panitia pelatihan melalui rekening peserta masing-masing usai kegiatan.

“Untuk biaya tiket keberangkatan memang kami yang tanggung, tapi kemudian diganti oleh panitia pelatihan,” katanya.

Dia juga tidak membantah telah memberikan sejumlah uang kepala pihak dinas. Pemberian itu hanya sebagai bentuk ucapan terimakasih.

“Uang tidak wajib, tapi memang keikhlasan dari kami untuk beli rokok. Nominalnya juga nggak banyak,” pungkas Amirudin. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI