Chairul Saleh khawatirkan dampak buruk abrasi Pantai Ampenan

abah saleh
Chairul Saleh Caleg DPRD Kota Mataram Dapil 3 Kecamatan Ampenan saat memantau kondisi pesisir yang abrasi akibat hantaman ombak

kicknews.today – Keselamatan jiwa puluhan KK masyarakat nelayan yang bermukim di pesisir pantai Kampung Bugis, Pondok Perasi dan Kampung Bekicot Kelurahan Bintaro – Kecamatan Ampenan, selalu terancam setiap musim abrasi datang. Pengikisan pesisir pantai setiap tahun, menggerus tempat aktifitas dan sebagian rumah mereka tanpa kecuali.

Posisi pemukiman warga yang bertentangga langsung dengan Depo Pertamina Ampenan, tidak lantas membuat rumah dan lahan parkir sampan mereka sama amanya dengan fasilitas vital negera itu.

Berbagai upaya sudah dilakukan sejumlah pihak untuk mengatasi kondisi ini. Baik eksekutif maupun legislatif di pemerintahan, sudah melakukan berbagai langkah untuk menjauhkan potensi ancaman bahaya itu dari warga. Namun banyak faktor yang menjadikan situasi rawan ini masih belum tersolusi hingga saat ini.

Namun ibarat pepatah yang mengatakan ‘patah tumbuh hilang berganti’. Selalu saja ada orang yang lantas prihatin dan mau berbuat untuk berusaha mencarikan solusi tentang permasalahan warga ini.

Kali ini seorang warga Ampenan bernama Chairul Saleh mencoba untuk bersuara lantang tentang kondisi tersebut. Pria yang saat ini sedang maju sebagai Caleg DPRD Kota Mataram nomor urut 2 dapil III Ampenan dari Partai Nasdem itu, menyoroti kondisi lingkungan pesisir Ampenan saat ini.

Politisi yang akrab disapa Bang Ale itu prihatin karena abrasi yang melanda kawasan pesisir Pantai Ampenan dinilai sangat mengkhawatirkan.

“Lihat saja kondisinya. Abrasi di Kampung Bugis yang letaknya di samping depo Pertamina saja sudah sedemikian rupa. Pasirnya sudah tergerus lebih kurang 3 meter,” ujar Ale kepada wartawan Sabtu (20/1/2024).

Tidak sedikit rumah warga yang rusak akibat abrasi yang terjadi dalam tiga tahun terakhir. Kondisi itu diperparah dengan adanya kiriman sampah yang berserakan terbawa ombak ke pesisir Pantai. Ia berharap perhatian pemerintah Kota Mataram agar bisa lebih serius memperhatikan kondisi masyarakat di sana. Belum lagi jika turun hujan deras di tambah gelombang pasang yang melanda kawasan itu.

“Bisa dibayangkan situasinya. Sudah abrasi, kotor, kumuh dan sebagainya,” ujar Bang Ale.

Langkah yang menurutnya perlu segera dilakukan adalah membuat pemecah gelombang untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Disatu sisi Ia juga mempertanyakan keseriusan sejumlah wakil rakyat terutama yang berasal dari daerah pemilihan Ampenan terhadap kondisi masyarakat dan lingkungan setempat.

Menurutnya hampir dalam kurun waktu lima tahun terakhir kondisi masyarakat sekitar justru sepertinya semakin terpuruk. Meski begitu, Ale menepis anggapan jika Pemerintah Kota Mataram tebang pilih dalam melaksanakan fungsi pembangunan.

“Nggak sampai begitu juga, kita tetap ber-Husnudzon saja. Mungkin memang ada yang lebih diperioritaskan dibanding sekadar mengurus masyarakat pesisir ini,” tandasnya.

Salah seorang warga Kampung Bugis. Sukma, warga RT 3 Kampung Bugis, menceritakan kondisi kesehariannya yang terus berusaha bertahan dalam kondisi yang serba keterbatasan.

“Iya begitulah kondisinya. Ya disyukuri saja dan kami tetap bertahan dalam kondisi ini,” ungkap Sukma.

Berbagai upaya sudah dia lakukan termasuk membangun komunikasi dengan sejumlah politisi dan caleg lintas partai. Tentu dengan harapan mendapat perhatian yang cukup.

Sukma mengaku berterimkasih kepada sejumlah politisi dan caleg, salah satunya Chairul Saleh yang masih mau memperhatikan kondisi mereka.

“Karena ini musim politik, sementara kami berterimakasih kepada sejumlah politisi terutama para caleg seperti Abah Saleh ini. Tentu kami berharap semoga ke depan ada perubahan yang jauh lebih baik dari saat ini,” harapnya. (hl)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI