kicknews.today – Nisfu Syaban pada tahun ini bertepatan dengan petang Selasa, 7 Maret 2023 yang jatuh hari ini. Setelah magrib tiba, kita dianjurkan mengamalkan amalan-amalan di malam Nisfu Sya’ban.
Begitu istimewanya malam Nisfu Sya’ban ini, sampai terdapat hadits yang menerangkan bahwa Allah SWT “muncul” untuk mengampuni dosa hamba-hamba-Nya.
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْللَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْررِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah akan “muncul” di malam Nisfuu Sya’ban kemudian mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang meninggalkan jamaah (murtad).” (HR Ibnu Majah no 1380)
Bulan Sya’ban menurut riwayat sahih, adalah bulan di mana amalan kita selama setahun penuh akan diangkat, atau “dilaporkan”. Sabda Nabi Muhammad SAW:
وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين
“…Pada bulan tersebut amal perbuatan akan diangkat kepada Tuhan semesta alam,…” (HR al-Nasai dan Ahmad)
Sebagian ulama meyakini secara spesifik, bahwa diangkatnya amal pada Syaban tepatnya adalah di malam Nisfu Sya’ban. Wallahu A’lam.
Karena beberapa keistimewaannya, terdapat amalan di malam Nisfu Sya’ban yang sayang bila kita lewatkan begitu saja.
Sayyid Muhammad ‘Alawi al-Maliki dalam karyanya Madza Fi Sya’ban menjelaskan beberapa amalan yang dapat kita lakukan di malam mulia Nisfu Sya’ban.
Pertama, memperbanyak istighfar alias meminta ampunan kepada Allah. Karena berdasarkan hadis riwayat Ibnu Majah di atas, malam ini adalah malam ampunan bagi mereka yang banyak beristighfar.
Kedua, memperbanyak dzikir baik sendiri atau berjamaah bersama orang lain dan memperbanyak bacaan Alquran. Dalam tradisi di Indonesia, biasanya malam Nisfu Sya’ban diisi dengan pembacaan surat Yasin sebanyak tiga kali.
Ketiga, membaca doa malam Nisfu Sya’ban dan memperbanyak doa lain, sebab menurut riwayat yang beredar, meski sebenarnya riwayat tersebut lemah, bahwa malam Nisfu Sya’ban adalah malam yang mustajab (doa tidak akan tertolak).
Berikut doa yang bisa diamalkan secara berjamaah:
اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، يَا ذَا الطَّوْلِ وَالإِنْعَامِ. لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِئينَ، وَجَارَ الْمُسْتَجِيرِينَ، وَأَمَانَ الْخَائِفِينَ.
اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مَطْرُودًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَطَرْدِي وَإِقْتَارَ رِزْقِي، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيدًا مَرْزُوقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنَزَّلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ: ﴿يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ﴾،
إِلَهِي بِالتَّجَلِّي الْأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ، الَّتِي يُفْرَقُ فِيهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ، أَنْ تَكْشِفَ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا نَعْلَمُ وَمَا لَا نَعْلَمُ وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Latin: Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaih, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral laajîin wa jâral mustajîrîn wa amanal khâ’ifîn.
Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahruman aw matrudan aw muqottaran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma bi Fadlika syaqâwatî wa hirmânî wa tordi wa iqtaro rizqî, wa astbitni ‘indaka fi ummil kitab sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munazzali ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâa yasyaau wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb.”
Ilahi bittajalli al-‘adhom fi lailatin nisfi min sya’bana al-mukarromi allati yufroqu fiha kullu amrin hakimin wa yubromu. As aluka an taksyifa ‘anna minal balaa i, maa na’lamu wa maa laa na’lamu wa maa anta bihi a’lamu innaka anta al-‘azzu al-akramu. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallam.
Artinya: Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh dengan Anugerah-Mu sebagai orang celaka, yang terhalang, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka tetapkanlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan diberi taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’
Wahai Tuhanku dengan dzat yang agung di malam nisfu Sya’ban yang mulia ini di mana engkau melepas semua keputusan dan mengikatnya. Aku meminta kepada Mu untuk menghilangkan musibah yang aku ketahui dan apa yang aku tidak tahu, Engkau adalah dzat yang maha tahu. Dan engkau adalah dzat yang mulai nan agung. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya.
Tidak ada salahnya untuk mengamalkannya karena memang dalam riwayat lain yang sahih, umat Islam sangat dianjurkan banyak berdoa kepada Allah SWT.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلا يَقُلْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ وَلَكِنْ لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ وَلْيُعَظِّمْ الرَّغْبَةَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَتَعَاظَمُهُ شَيْءٌ أَعْطَاهُ
Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika salah seorang dari kalian berdoa maka janganlah sekali-kali dia berkata, ‘Ya Allah ampunilah aku jika Engkau kehendaki, ‘ akan tetapi hendaklah ia serius dalam meminta dan harus optimis, karena bagi Allah ‘Azza wa Jalla tidak ada sesuatu yang bagi-Nya merasa kewalahan untuk memberikannya.’” (HR Muslim no 4838)
Selanjutnya, perbanyak bacaan shalawat. Karena pada Syaban ini Allah SWT menurunkan ayat ke-56 surat Al Ahzab yang sudah populer bahwa ayat tersebut menjadi perintah bagi muslim untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Itulah sebagian amalan-amalan yang dapat dilakukan di malam mulia Nisfu Syaban ini. Semoga Allah SWT memudahkan kita agar bisa menghidupkan malam istimewa tersebut dengan amalan yang bermanfaat. (red.)