AJI Mataram ajak Jurnalis hindari menulis bombastis soal pernikahan anak

kicknews.today – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram mengajak para jurnalis berpartisipasi mencegah pernikahan anak lewat karya jurnalistik. Ajakan tersebut disampaikan saat pelatihan jurnalistik secara virtual mulai Senin (24/5) sampai tanggal 24-25 Mei dan 27 – 28 Mei.

Sekertaris Jendral AJI Pusat Ika Ningtyas mengungkapkan, kegiatan ini sengaja mengambil isu “Perkawinan Anak di Indonesia”, lantaran pernikahan dini masih marak terjadi.

“Melihat tingginya kasus pernikahan dini di Indonesia, sehingga AJI mengangkat tema itu. kita juga ingin mengajak para jurnalis mendalami isu penikahan dini agar dapat mencegah kasus pernikahan dini yang sering terjadi di Indonesia,” kata Ika Ningtyas.

Ika Ningtyas melanjutkan, dalam pelatihan media ini, menghadirkan beberapa narasumber berkompeten dalam isu “Perkawinan Anak di Indonesia”. Adapun pemateri yang dimaksud antara lain, dari pihak Yayasan Plan Internasional Indonesia, LBH, dan Komunitas Kaum Muda.

Ika Ningtyas mengharapkan, setelah mengikuti pelatihan dapat menambah wawasan peserta, karena melihat kondisi media sekarang hanya mengejar viewers (pembaca) serta mengesampingkan informasi yang harus tersampaikan ke masyarakat.

“Selama ini media mengejar viewers yang tinggi dengan judul-judul yang bombastis namun tak ada pesan penting tersampaikan, contohnya seperti dampak pernikahan dini alasannya bahkan terkadang melupakan etika kepenulisan,” terangnya.

Sementara itu, Ketua AJI Mataram Sirtupillaili mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu upaya membangun pemahaman para jurnalis tentang isu perkawinan anak di Indonesia, Agar dalam pemberitaanya para jurnalis lebih sensitif terhadap anak korban perkawinan atau korban kekerasan lainnya.

“Kerap kali pemberitaan media massa justru membuat anak menjadi korban kedua kalinya, karena pemilihan diksi dan narasi yang tidak berpihak pada anak korban perkawinan,” katanya.

Di sisi lain jurnalis memiliki peran penting dalam membangun opini publik tentang perkawinan anak. “Melalu narasi-narasi dalam berita jurnalis bisa mengubah pandangan masyarakat tentang pernikahan usia anak,” lanjutnya.

Sehingga sangat penting jurnalis selaku pembuat berita memiliki perspektif yang tepat tentang isu perkawinan anak. Inilah yang mendorong AJI Mataram bekerja sama dengan Plan Internasional Indonesia menggelar pelatihan jurnalistik meliput isu perkawinan anak di Indonesia.

“Supaya jurnalis mampu mengolah isu ini dengan benar dan tidak terjebak dalam berita bombastis semata,” jelasnya.

Jurnalis juga diharapkan mengambil bagian untuk mengkampanyekan stop perkawinan anak di Indoensia. Pelatihan ini diikuti 30 jurnalis terpilih dari berbagai daerah di Indonesia.

Selama empat hari para jurnalis ini akan mendapatkan dua materi pokok. Pertama, materi pelatihan tentang pemahaman soal isu-isu perkawinan anak. Kedua, materi tentang skill merancang dan menyusun rencana liputan isu perkawinan anak. (nur)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI