kicknews.today – Gelombang unjuk rasa anti-ICE (Imigrasi dan Bea Cukai AS) di Los Angeles sejak Jumat malam (6/6/2025) berubah menjadi kerusuhan massal. Ribuan demonstran memblokir jalan tol US-101 Freeway di pusat kota, membakar mobil, dan bentrok dengan aparat keamanan.
Melansir New York Post, diperkirakan lebih dari 2.000 orang turun ke jalan dalam demonstrasi yang menentang razia imigrasi oleh aparat federal. Beberapa kendaraan tanpa pengemudi milik perusahaan Waymo juga dibakar dalam kericuhan tersebut.

“Demonstrasi ini berubah menjadi kekacauan. Kami melihat kerumunan besar menghentikan lalu lintas dan membakar kendaraan di tengah jalan raya,” tulis laporan New York Post, Minggu (8/6/2025).
Pasukan polisi menggunakan gas air mata, peluru karet, dan granat kejut untuk membubarkan massa. Sedikitnya 27 orang ditangkap. Beberapa petugas dilaporkan mengalami cedera akibat lemparan batu dan botol oleh demonstran, seperti dilansir Wall Street Journal.
Presiden AS Donald Trump mengerahkan 2.000 personel Garda Nasional untuk mengamankan kota. Namun, laporan The Times (UK) menyebut bahwa baru sekitar 300 personel yang benar-benar tiba dan siaga pada Minggu malam.
Gubernur California Gavin Newsom mengecam pengerahan pasukan federal tersebut, menyebutnya sebagai tindakan sepihak dan ilegal. “Kami akan mengambil tindakan hukum karena ini melanggar yurisdiksi negara bagian,” ujarnya seperti dikutip The Guardian.
Wali Kota Los Angeles Karen Bass dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa protes adalah hak konstitusional, tetapi kekerasan tidak akan ditoleransi. “Saya meminta warga untuk tidak terprovokasi dan menjaga ketertiban umum,” ucapnya.
Insiden ini juga menimbulkan kekhawatiran global setelah seorang jurnalis Australia, Lauren Tomasi, dilaporkan terkena peluru karet saat meliput secara langsung di lokasi. “Itu sangat menyakitkan dan mengejutkan,” katanya dalam wawancara dengan 9News Australia.
Hingga berita ini ditulis, situasi di pusat kota Los Angeles masih mencekam. Aparat keamanan tetap berjaga, sementara kelompok demonstran menyatakan akan terus turun ke jalan hingga ada tanggapan resmi dari pemerintah federal terkait kebijakan imigrasi yang mereka anggap sewenang-wenang. (red.)