kicknews.today – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Iqbal, menegaskan komitmennya dalam mengembangkan sektor pariwisata dengan fokus pada kualitas dan keberlanjutan.
Baca Juga: Kejari usut kemungkinan penyimpangan Dana DIPA dan BOS di MAN 3 Loteng

Langkah ini dinilai sangat strategis dalam menghadapi tantangan industri pariwisata di tingkat nasional maupun global.
Dewan Pakar Gerakan Sustainable Nusantara (GSN) Bidang Pariwisata, Taufan Rahmadi, menyambut baik pendekatan tersebut. Menurutnya, keberlanjutan menjadi kunci utama untuk menjaga daya saing destinasi wisata NTB.
“Fokus pada kualitas sangat penting, baik dalam meningkatkan pengalaman wisatawan maupun dampak ekonomi bagi masyarakat lokal,” ujarnya, Jumat (14/03/2025).
NTB memiliki potensi wisata luar biasa, baik dari segi keindahan alam maupun kekayaan budaya. Namun, tanpa pengelolaan yang baik, potensi tersebut bisa terancam oleh berbagai tantangan seperti over-tourism, degradasi lingkungan, dan ketimpangan manfaat ekonomi.
Oleh karena itu, pendekatan berbasis keberlanjutan dianggap sebagai solusi terbaik untuk menyeimbangkan pertumbuhan industri pariwisata dengan pelestarian sumber daya.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan Gubernur NTB adalah melakukan audit birokrasi serta menyelesaikan tumpang tindih kewenangan antara Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) dan Dinas Pariwisata. Langkah ini dinilai sangat penting dalam menciptakan kebijakan yang lebih efektif dan terkoordinasi.
“Sering kali, hambatan utama bukan pada kurangnya potensi, melainkan pada tata kelola yang tidak efisien. Dengan penyelarasan peran antar lembaga, kebijakan yang lebih sinkron bisa terwujud, sehingga implementasi program berjalan lebih optimal,” jelasnya.
Pariwisata adalah sektor multidimensi yang membutuhkan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat lokal. Dengan membangun kemitraan yang kuat, kebijakan yang dihasilkan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan industri dan memiliki dampak yang lebih luas.
Gubernur NTB juga menaruh perhatian pada pengembangan segmen pariwisata berbasis minat khusus, seperti MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), sport tourism, dan fasilitas wisata keluarga.
NTB memiliki peluang besar untuk mengembangkan sektor ini, terutama dengan adanya infrastruktur pendukung seperti Mandalika International Circuit.
“Dengan memperkuat daya tarik pada sektor ini, NTB tidak hanya bergantung pada wisata alam, tetapi juga dapat menarik wisatawan dengan berbagai minat khusus. Ini akan memperpanjang durasi tinggal wisatawan dan meningkatkan pengeluaran mereka,” katanya.
Dalam implementasi rencana ini, penting untuk melakukan pengukuran dampak secara berkala. Setiap program harus memiliki indikator keberhasilan yang jelas agar efektivitasnya bisa dievaluasi dan disesuaikan di lapangan.
Jika kebijakan yang diambil oleh Gubernur NTB ini dapat diterapkan secara optimal dengan dukungan sumber daya yang memadai dan sinergi dari berbagai pihak, maka NTB berpotensi menjadi model destinasi pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Baca Juga: Kejari usut kemungkinan penyimpangan Dana DIPA dan BOS di MAN 3 Loteng
“Jika semua pemangku kepentingan dapat bersinergi, NTB bisa menjadi contoh sukses dalam pengelolaan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” tutupnya. (gii-bii)