kicknews.today – Sesuai SK Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) KLU tentang peningkatan status sekolah menengah pertama negeri satu atap (satap) menjadi SMPN reguler. Dimana empat sekolah Satap di KLU resmi naik status menjadi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) reguler.
Empat sekolah yang mengalami peningkatan status yakni SMP Satap 4 Bayan menjadi SMPN 6 Bayan, SMP Satap 2 Bayan atau SPDT 28 Sukadana menjadi SMPN 5 Bayan, SMP Satap 1 Gangga menjadi SMPN 4 Gangga dan SMP Satap 5 Kayangan menjadi SMPN 4 Kayangan.

Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu mengatakan, waktu awal terbentuknya Lombok Utara sekolah hanya ada beberapa. Saat ini keberadaan sekolah hampir merata dan sekarang empat SMP Satap menjadi SMPN.
“Dengan bertambahnya sekolah ini tentunya memudahkan anak-anak dalam menuntut ilmu,” kata Djohan, Rabu (24/07/2024).
Djohan berharap agar para orang tua menyekolahkan putra putrinya di sekolah sekolah tersebut. Terlebih sekolah yang didefinitifkan menjadi sekolah negeri harus yang berkualitas dan didukung oleh guru guru penggerak yang berkualitas.
Sementara Kepala Dikbudpora KLU Adnan mengatakan pembangunan di sektor pendidikan di Lombok Utara terus dilakukan.
“Pemda Lombok Utara dari tahun 2022 memberikan rehab ruang kelas beserta meja dan kursi untuk SD Negeri 2 dan SMP Satap 4 Bayan dengan anggaran yang diberikan kepada kepala sekolah sebesar lebih dari Rp 1 Miliar,” terang Adnan.
Sementara untuk membangun sektor pendidikan di Lombok Utara, Pemda menggelontorkan kurang lebih sebesar Rp 20 miliar. Anggaran tersebut berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Tujuan dari pembangunan ini adalah untuk renovasi dan membangun sekolah yang rusak diakibatkan gempa,” katanya.
Kepala sekolah SMP Satap 4 Bayan , Yuniati, mengatakan definitif sekolah SMP Satap menjadi sekolah SMPN 6 Bayan menjadi mimpi sejak lama dan pada tahun 2024 mimpi itu terwujud.
Saat ini disampaikan Yuniati bahwa, sedang dilakukan pembangunan yang mana dua kelas sedang direhab, kemudian pembangunan ruang laboratorium, perpustakaan dan toilet yang mengalami kerusakan akibat gempa di 2018 lalu.
“Untuk jumlah seluruh siswa kami di SMP ini sebanyak 124 orang, baik dari kelas 7 hingga kelas 9. Terima kasih kami sampaikan kepada pemerintah daerah yang telah memberikan perhatian kepada sekolah kami,” katanya. (gii)