18 tahun mengabdi, guru di Bima dipecat gegara status pendidikan

Verawati, guru honorer di SDN Inpres Kalo Desa Pai Kecamatan Wera Kabupaten Bima
Verawati, guru honorer di SDN Inpres Kalo Desa Pai Kecamatan Wera Kabupaten Bima

kicknews.today – Verawati, guru honorer di SDN Inpres Kalo Desa Pai Kecamatan Wera Kabupaten Bima, NTB dipecat setelah mengabdi 18 tahun. Kepala Sekolah (Kepsek) beralasan karena yang bersangkutan hanya lulusan Diploma 2 (D2).

Kabar pemecatan itu diterima lewat pesan WhatsApp (WA). Pada pesan tersebut, Kepsek meminta Verawati tidak lagi masuk sekolah karena ijazah D2. Kepsek itu juga menyarankan, agar Verawati bekerja ke Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga (Dikbudpora), yang dianggap sesuai dengan ijazah terakhir yang dimilikinya.

Persoalan itu lalu ia ceritakan di akun media sosial pribadinya. Ia juga menampilkan tangkapan layar isi pesan dari Kepseknya tersebut. Postingan Verawati seketikan viral hingga dibagikan ratusan kali. Banyak netizen menaruh simpatik pada Verawati dan menyesalkan sikap Kepsek tersebut.

Verawati membenarkan jika dirinya dipecat Kepsek lewat pesan WA. Pesan itu diterima Jumat dini hari (20/1/2024) kemarin saat dirinya hendak ke sekolah.

“Saya kaget bacanya,” ujar ibu tiga anak itu.

Vera masih belum menyangka dengan sikap Kepsek tersebut. Terlebih ia sudah mengabdi 18 tahun di sekolah itu. Ia juga merasa tidak pernah terlibat masalah dengan Kepsek. Ia sempat mendatangi sekolah untuk meminta klarifikasi. Namun Kepsek cenderung diam, hanya memberitahu bahwa dirinya cocok bekerja jadi operator di Dikbudpora.

“Tidak ada pemberitahuan awal, tiba-tiba saja saya dilarang mengajar. Harusnya dia melihat pengabdian saya yang sudah 18 tahun,” ungkapnya.

Ia berharap keputusan pihak Kepsek karena ijazah D2 dapat dipertimbangkan kembali. Apalagi saat ini dirinya sedang menyelesaikan kuliah S1 di salah satu kampus.

Kepsek SDN Inpres Kalo, Jahara Jainudin tidak menampik terkait hal itu. “Saya sudah klarifikasi di salah satu media. Jadi sudah aman dan tidak ada lagi masalah, mohon maaf,” katanya via WA.

Jahara enggan menanggapi persoalan tersebut karena menganggap masalah sudah selesai. “Makanya saya menolak (komentar) dari tadi. Saya sibuk sedang mengurus makan minum tukang yang membuat profil pintu gerbang sekolah serta menerima telepon, chat dari Kadis (Dikbudpora), Kabid PTK dan Kabid Dikdas. Belum lagi dari semua keluarga besar saya kaget dengan viralnya saya ini,” katanya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI