kicknews.today – Kasus meninggalnya wisatawan saat berenang di perairan Gili kembali menjadi perhatian serius para pelaku pariwisata di kawasan Tiga Gili, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Ketua Gili Hotel Association, Lalu Kusnawan mendesak pemerintah agar segera membentuk posko terpadu sebagai langkah antisipatif menghadapi berbagai situasi darurat yang kerap menimpa wisatawan.
Menurut Kusnawan, kejadian semacam ini bukan hal baru. “Setiap tahun selalu ada lebih dari satu kasus kematian wisatawan. Umumnya disebabkan kelelahan saat berenang atau penyakit bawaan seperti serangan jantung,” ungkapnya, Senin (28/07/2025).
Ia menegaskan bahwa langkah antisipasi jauh lebih penting daripada sekadar respons cepat setelah kejadian. “Ini sudah kami suarakan berulang kali. Dibutuhkan posko terpadu yang sigap, bukan sekadar reaksi setelah korban berjatuhan,” tegasnya.
Kusnawan menyarankan agar posko terpadu ini melibatkan unsur kepolisian, tim SAR, dan tenaga medis, terutama saat musim kunjungan tinggi pada Juli – Agustus, ketika jumlah wisatawan mencapai 3.000–4.000 orang per hari di kawasan Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.
“Pariwisata adalah andalan NTB. Maka ketika kunjungan tinggi, pengamanan dan kesiapsiagaan harus maksimal. Jangan tunggu ada korban dulu baru bergerak,” katanya.
Ia juga mengusulkan agar posko tersebut dapat didirikan langsung di kawasan Tiga Gili atau setidaknya di Pelabuhan Bangsal, sebagai pusat komando dan koordinasi saat terjadi insiden darurat.
Kusnawan berharap pemerintah provinsi dan kabupaten segera merespons usulan ini. Menurutnya, keberadaan posko terpadu sangat penting untuk menjaga reputasi Tiga Gili sebagai destinasi wisata internasional yang aman, nyaman dan profesional dalam penanganan darurat. (gii-bii)
