kicknews.today – Dinas Sosial Kabupaten Lombok Barat turun langsung ke lokasi pengungsian warga terdampak banjir di Dusun Kerepet, Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, pada Selasa malam (2/12/2025). Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk respons cepat atas bencana banjir yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Dalam kunjungan tersebut, Dinas Sosial membawa sejumlah bantuan logistik berupa makanan siap saji, beras, mi instan, karpet, selimut dan kebutuhan dasar lainnya. Bantuan ini disalurkan kepada warga yang telah mengungsi selama tiga hari akibat rumah mereka terendam banjir.

Namun, di balik rasa syukur atas bantuan yang diberikan, terselip harapan yang lebih besar dari para korban. Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan keluh kesahnya kepada petugas.
“Kami butuh perbaikan irigasi, Pak, bukan bantuan berupa makanan. Karena setiap kali hujan turun, kami pasti kebanjiran. Itu yang kami harapkan,” tegasnya.
Pernyataan tersebut mencerminkan keprihatinan warga yang merasa bahwa bantuan logistik hanya bersifat sementara. Mereka mendambakan solusi jangka panjang yang mampu mencegah bencana serupa terulang kembali.
Banjir yang melanda Dusun Kerepet bukanlah kejadian pertama. Warga menyebut, sistem irigasi yang tidak memadai menjadi penyebab utama air hujan meluap dan menggenangi pemukiman. Mereka berharap pemerintah daerah tidak hanya fokus pada penanganan pascabencana, tetapi juga serius dalam membenahi infrastruktur yang menjadi akar permasalahan.
”Katanya kita sejahtera dari desa mana, hujan sebentar saja kita sudah terendam genangan air,” keluhnya para pengungsi.
Dengan suara lantang, warga menyuarakan harapan mereka: “Kami tidak butuh nasi, tapi butuh solusi.” Sebuah seruan yang menggugah, menuntut perhatian lebih dari para pemangku kebijakan untuk menghadirkan perubahan nyata di tengah masyarakat yang terdampak.
Dimana sebelumnya banjir ini dipicu oleh tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir, yang menyebabkan debit air sungai meningkat drastis.
Kepala Desa Perampaun, Zubaidi menjelaskan bahwa Desa Perampuan memang tergolong wilayah rawan banjir. Selain curah hujan tinggi, kiriman air dari wilayah timur turut memperparah kondisi sungai yang tak mampu menampung volume air.
“Debit sungai naik karena kiriman air dari timur. Sungai meluap dan menggenangi rumah warga,” jelasnya.
Ia juga menyoroti faktor lain yang memperburuk banjir, yakni pembangunan perumahan yang tidak teratur dan mengganggu aliran sungai.
“Pembangunan perumahan menjadi penyebab kedua. Setelah perumahan dibangun, aliran sungai jadi tidak jelas kemana arahnya,” tegas Zubaidi.
Jika hujan tidak turun lagi, genangan air diperkirakan akan surut dalam tiga hingga empat hari. Namun jika hujan kembali mengguyur, jumlah warga terdampak bisa bertambah. (wii)


