WALHI: Penebangan 427 pohon di Mataram berdampak pada kesehatan masyarakat

kicknews.today – Penebangan 427 jumlah pohon berbagai jenis di tiga titik ruas trotoar di Kota Mataram, mendapat kritikan.

Pasalnya, penebangan 427 pohon berbagai jenis dan usia di tiga titik, berdampak pada semakin menipisnya jumlah ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Mataram.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Nusa Tenggara Barat (WALHI NTB), Murdani mengatakan, penebangan ratusan pohon di Mataram berdampak pada berkurangnya kapasitas o2 di Kota Mataram yang secara tidak langsung juga berdampak pada kesehatan.

“Dalam UU kan sudah jelas. Jadi, kota itu seharusnya menyediakan 30 persen RTH. Dengan ditebangnya ratusan pohon, otomatis mengurangi jumlah RTH di Mataram,” kata Murdani, Jumat (9/4).

Data Walhi NTB, Kota Mataram baru menyediakan sebanyak 12,7 persen jumlah RTH.

Padahal, lanjut Murdani, mandat UU tentang tata ruang kota, seharusnya Pemkot Mataram menyediakan 30 persen jumlah RTH dari luas wilayah Kota Mataram.

“Kalau terjadi penebangan (ratusan pohon) maka otomatis akan mengurangi presentase RTH. Itu akan berdampak pada kualitas kesehatan kehidupan masyarakat kota semakin berkurang,” jelasnya.

Minimal, kritik Murdani, Pemkot Mataram menyiapkan alternatif lain, sebelum menebang ratusan pohon di tiga titik kawasan Kota Mataram.

“Jangan gara-gara proyek jalan pohon ditebang gitu saja. Minimal kan disiapkan dulu pohon apa yang harus ditanam untuk mengganti pohon besar yang ditebang,” tukasnya.

Banyaknya pohon yang ditebang kata Murdani, berdampak pada semakin panasnya kondisi cuaca di sekitar lokasi penebangan.

Karena, dari 427 pohon yang ditebang, sirkulasi udara menjadi tidak bisa berproses dari Co2 ke H2o.

“Hari ini kan, tata tuang kota Mataram sebenarnya belum memadai keberlangsungan hidup masyarakat kota. Jangan sampai kita ingin perubahan dan pembangunan infrastruktur memperburuk kondisi ini,” kritiknya.

Murdani pun mencontohkan, penebangan pohon di Jalan Pendidikan Kota Mataram, yang semulanya rindang akan berubah menjadi lebih panas.

“Ingat, kita juga butuh waktu puluhan tahun untuk menikmati pertumbuhan pohon yang membuat rindangnya kondisi sekitar. Penebangan ini seharusnya ada kajian. Apalagi untuk pembangunan infrastruktur,” pungkas Murdani. (vik)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI