kicknews.today – Bencana banjir yang melanda Kota Mataram pada Minggu, 6 Juli 2025, masih meninggalkan cerita pilu bagi warga yang terdampak. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, sebanyak 34.130 jiwa dari 8.746 Kepala Keluarga (KK) terdampak. Kemudian, 1 orang meninggal dunia dan 16 lainnya mengalami luka-luka.
Selain itu, banjir juga merusak 76 unit rumah, yang terdiri dari 30 unit rusak berat, 39 rusak sedang, dan 7 rusak ringan.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Mataram sejak pukul 14.00 Wita, menyebabkan sungai-sungai meluap dan air merendam sejumlah permukiman. Banjir terjadi sekitar pukul 16.00 Wita dan merambah berbagai kecamatan, termasuk Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, hingga Ampenan.
Sebanyak 740 jiwa yang terkena banjir terpaksa mengungsi, tak hanya rumah, fasilitas umum juga tak luput dari dampak banjir yang terjadi hari minggu itu, yakni Tercatat 7 unit sekolah terendam dan 2 tembok sekolah roboh, 1 rumah sakit terendam, serta 3 tempat ibadah mengalami kerusakan.
Infrastruktur lainnya juga terdampak cukup parah, seperti 1 jembatan putus, talud dan jalan rusak, gorong-gorong ambruk, serta puluhan toko dan 15 kantor pemerintahan tergenang banjir.
BPBD Provinsi NTB bergerak cepat bersama TNI/Polri, Basarnas, dan relawan dalam mengevakuasi korban, mendirikan posko tanggap darurat di Kantor Gubernur NTB, serta membangun dapur umum untuk pengungsi. Tim juga melakukan penyedotan air di kawasan sekolah dan pembersihan sisa material banjir.
“Tim sudah mendistribusikan bantuan logistik, mendirikan dapur umum serta memberikan dukungan layanan kesehatan, dan melakukan penyedotan air menggunakan pompa untuk mengatasi genangan yang masih merendam area sekolah,” kata Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahmadi, Kamis, 10 Juli 2025.
Saat ini pemprov NTB masih menetapkan status tanggap darurat dan mendirikan pos komando tanggap darurat bencana bsnjir wilayah mataram di kantor gubernur NTB.
Pemerintah provinsi mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi hujan deras dan angin kencang susulan. Warga juga diminta tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air guna mencegah terjadinya luapan serupa di masa mendatang. (wii)