kicknews.today – Tsunami yang berangkat dari ujung utara Pasifik akhirnya menjamah perairan timur Indonesia. Gempa bumi dahsyat bermagnitudo 8,7 yang mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Selasa pagi (30/7), pukul 06.24 WIB, telah memicu gelombang kecil yang terdeteksi hingga ke beberapa titik pesisir Indonesia.
BMKG mencatat adanya kenaikan muka air laut di sejumlah wilayah, mulai dari Jayapura, Sorong, hingga Halmahera Tengah. Gelombang tsunami yang menjalar ribuan kilometer itu memang tidak besar, hanya berkisar antara 0,05 hingga 0,2 meter. Tapi kehadirannya tetap menciptakan siaga di bibir pantai timur Nusantara.

“Kenaikan muka air laut terdeteksi di beberapa titik pantai Indonesia, dengan ketinggian antara 0,05 hingga 0,2 meter. Kondisi ini menunjukkan bahwa energi tsunami dari gempa Rusia menjalar ke wilayah perairan Indonesia, meskipun tidak signifikan,” ujar Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG di Jakarta, Rabu (30/7).
Berikut catatan hasil pengamatan BMKG melalui sensor muka laut (tsunami gauge):
• Jayapura DOK II: 0,2 meter pada pukul 14:14 WIB
• Pelabuhan Tapaleo, Halmahera Tengah: 0,06 meter pada pukul 14:15 WIB
• Sarmi: 0,2 meter pada pukul 14:20 WIB
• Sorong: 0,2 meter pada pukul 14:35 WIB
• Depapre, Jayapura: 0,2 meter pada pukul 14:45 WIB
• Sausapor: 0,2 meter pada pukul 15:04 WIB
• Pelabuhan Beo, Talaud: 0,05 meter pada pukul 15:14 WIB
• Pelabuhan Daeo Majiko, Morotai: 0,08 meter pada pukul 15:17 WIB
• Gorontalo: tidak terdeteksi anomali muka laut.
Meski gelombang yang terpantau relatif kecil, BMKG tetap mengeluarkan status Waspada untuk sejumlah wilayah pesisir Indonesia bagian timur. Masyarakat diminta menjauhi area pantai dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi dampak lokal.
“Meski ketinggiannya relatif kecil, kami tetap menetapkan status Waspada untuk sejumlah wilayah pesisir. Artinya, daerah-daerah tersebut berpotensi terdampak gelombang tsunami setinggi di bawah 0,5 meter,” jelas Daryono.
Ia juga mengingatkan bahwa bentuk pantai yang menyerupai teluk atau ceruk sempit bisa memperkuat gelombang tsunami. Karena itu, daerah-daerah dengan kontur seperti ini perlu lebih waspada meski gelombang tampak kecil.
Sementara itu, hingga pukul 16.30 WIB, tercatat sudah terjadi 43 kali gempa susulan (aftershock), dengan magnitudo terbesar mencapai 6,9.
Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. BMKG menegaskan bahwa semua informasi resmi hanya disampaikan melalui kanal komunikasinya yang sah.
“Kami terus memantau situasi secara real-time dan memperbarui informasi jika ada perkembangan signifikan,” tegas Daryono. (red.)