TransJakarta yang kian ”User Friendly”

Oleh: Nasaruddin Siradz

Sebagai regulator, Pemerintah sudah menerapkan beberapa kebijakan seperti: Pengenaan pajak kendaraan pribadi yang lebih tinggi, pengenaan pajak kendaraan pribadi secara progresif bagi pemilik kendaraan lebih dari satu, dan lain sebagainya dengan sasaran untuk mengurangi penggunaan/kepemilikan mobil pribadi. Namun kebijakan tersebut belum cukup untuk menggugah masyarakat, terutama di Jakarta, untuk beralih ke transportasi publik seperti bus TransJakarta.

Dengan adanya revitalisasi halte bus yang sekaligus berfungsi sebagai jembatan penyeberangan dan informasi ketepatan waktu kedatangan/keberangkatan bus yang real time, tempat duduk untuk menunggu bus, loket elektrik untuk mengisi kartu digital seperti e-money, brizzi, dll serta di beberapa halte tertentu terdapat Mushallah dan toilet hingga petugas yang sigap membantu penumpang diharapkan kian berkorelasi positif dengan peningkatan minat masyarakat Jakarta dan sekitarnya menggunakan armada TransJakarta.

Selain hal tersebut, Manajemen PT TransJakarta juga telah menyediakan sarana dan prasarana seperti; jalan dan tempat duduk khusus bagi penyandang “Disabilitas”, fasilitas Loker penyimpanan/penyewaan Power Bank pada beberapa halte tertentu, tempat duduk yang nyaman di dalam bus, fasilitas pegangan bagi penumpang bus yang berdiri, area khusus Wanita pada bagian depan bus, CCTV yang dapat merekam seluruh kegiatan penumpang sehingga bagi para penumpang wanita tidak perlu takut dengan kemungkinan terjadi pelecehan seksual atau perampasan di dalam bus.

Sementara pembenahan dari sisi manajemen/HRD dapat dicatat seperti; keikut-sertaan seluruh pramudi dan karyawan PT TransJakarta dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan serta rutin melaksanakan medical check up secara berkala, serta pelatihan berjenjang yang merupakan syarat standar pelayanan minimum PT. Transjakarta.

Selain itu, pramudi TransJakarta juga telah menerima skema penggajian sesuai kontrak kerjasama antara beberapa vendor bus TransJakarta (seperti  Perum PPD, Mayasari Bhakti, Steady Safe, dll) dengan PT. Transportasi Jakarta yang berbasiskan gaji pokok dan Tunjangan Kinerja Operasi (TKO) yang sesuai dengan capaian kilometer tempuh oleh setiap pramudi yang bertugas. Hal tersebut berpengaruh pada perhitungan total upah bulanan yang diterima oleh pramudi. Hal ini membuat para pramudi tidak perlu saling menyalip dan “kejar-setoran” karena dapat membahayakan keselamatan penumpang dan masyarakat luas.

Armada TransJakarta merupakan moda transportasi berbasis Bus Rapid Transit (BRT) dan non-BRT yang telah beroperasi sejak tahun 2004. Bus yang memiliki jalur khusus/tersendiri karenanya disebut bus way, saat ini tidak hanya melayani perjalanan di dalam Kota Jakarta, akan tetapi sudah memiliki trayek hingga ke wilayah megapolitan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Dengan jalur lintasan sekitar 251.2 km (terpanjang di dunia), dan 260 halte yang tersebar dalam 13 koridor, bus TransJakarta sejak 12 September 2022 telah beroperasi 24 jam.

Upaya lain yang dilakukan Pemerintah (c.q Kementerian Perhubungan) bekerjasama dengan Pemprov. DKI Jakarta (c.q PT TransJakarta) adalah bahwa sejak Desember 2020 Pemerintah telah menyediakan bus listrik di setiap koridor khusus dengan nama “Teman Bus”. Upaya tersebut sebagai salah satu upaya menekan tingkat polusi udara di Jakarta yang pada Juni 2023 sempat menempati peringkat ke-empat dunia sebagai kota dengan kualitas udara terburuk. Sejak itu hingga beberapa minggu terakhir indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta rata-rata di atas 145-150-an, jauh di atas panduan kualitas udara aman (antara 0 – 50 AQI) yang ditetapkan oleh WHO.

Perkembangan terakhir terkait peningkatan fasilitas/service bus TransJakarta, yakni tarif integrasi TransJakarta berlaku jika menggunakan lebih dari satu jenis moda transportasi umum yang mencakup MRT, bus TransJakarta, dan LRT. Khusus untuk pengguna bus TransJakarta, akan dikenakan biaya penambahan Rp 250 per kilometer hingga maksimal Rp10.000 untuk satu kali perjalanan dengan berbagai moda transportasi dimaksud. Selain itu, uji-coba penggunaan bus TransJakarta dari stasiun Kalideres ke Bandara Soekarno-Hatta (sejak 5 juli 2023). Uji-coba tersebut akan berlangsung satu bulan kedepan dengan tarif Rp.0 alias gratis (selama uji-coba). Jadwal operasional uji-coba bus tersebut pada pukul 06.00 – 09.00 (pagi hari) dan pukul 18.00 – 21.00 (petang/malam hari).

Dengan berbagai fasilitas dan service yang dimiliki bus TransJakarta yang jauh lebih baik, lebih nyaman dan menyenangkan, termasuk pengenaan tarif yang sangat terjangkau (jauh-dekat Rp. 3500). Diharapkan banyak penumpang yang menggunakan bus TansJakarta dan sedikit kendaraan pribadi yang ”seliweran” di jalan-jalan Ibukota.

Data BPS tahun 2020, armada TransJakarta telah mampu mengangkut penumpang sebanyak 126,84 juta setahun, namun menurun di tahun 2021 menjadi 98,88 juta penumpang (karena pandemi Covid-19). Kini di tahun 2023 PT TransJakarta mempunyai target untuk mengangkut penumpang sebanyak 1,5 juta per hari. Masalah yang kita hadapi saat ini, meski jumlah penumpang Bus Transjakarta sudah meningkat dengan significant, namun tetap saja masih sangat banyak motor dan mobil pribadi di jalan-jalan Ibukota. Untuk itu, tampaknya ada beberapa hal yang (masih) perlu dibenahi, antara lain;

  • Perlu peningkatan kedisiplinan Pramudi dengan menjaga jarak setiap armada bus minimal 5 menitan, sehingga tidak ada lagi 3 hingga 5 bus TransJakarta yang jalan beriringan sekaligus. Hal ini akan membuat ”kekosongan” bus dalam waktu yang cukup lama hingga 20 menitan lebih berikutnya. Karenanya perlu informasi pada layar monitor di setiap halte, tentang kepastian jadwal kedatangan dan keberangkatan serta jangka waktu ke tempat tujuan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para pengguna/penumpang, terutama dari kalangan pegawai negeri (ASN) dan pegawai swasta agar tidak sampai terlambat masuk kantor.
  • Perlu memperbanyak trayek langsung sehingga tidak terlalu banyak transit/berganti bus. Dalam hal seorang penumpang dari halte Jati Padang di wilayah Pasar Minggu (Jakarta Selatan) yang hendak ke Perumnas Klender di Jakarta Timur yang berjarak lk.45 Km memerlukan 4 kali pindah/transit (Jati Padang – Patra Kuningan – Matraman 2 – Matraman 1 – Perumnas Klender) dan memakan waktu lk. 110 -120 menitan (lk. 27 Km per jam). Sementara dengan memakai kendaraan pribadi jarak tersebut dicapai hanya dengan 1 jam lebih sedikit (lk.45 Km per jam).
  • Begitu pula, misalnya seorang penumpang dari halte Glodok di wilayah Kota yang akan ke halte Jati Padang di wilayah Pasar Minggu yang berjarak lk.38 Km memerlukan waktu lk. 90 menitan meski hanya 2 kali pindah/transit (lk, 25 Km per jam). Sementara dengan menggunakan kendaraan pribadi hanya ditempuh dengan waktu 50 menitan (lk.45 Km per Jam). Perlu peningkatan pengamanan beberapa jalur TransJakarta yang tidak ada busway-nya, biasanya  di persimpangan jalan, agar bus dapat berjalan lebih lancar sehingga jarak tempuh menjadi lebih cepat dari biasanya. Karena itu, perlu ada penyesuaian tarif dari Rp. 3.500 menjadi Rp. 5.000. Penambahan penghasilan lk.1,5 juta penumpang yang diangkut setiap hari x Rp.1500) = Rp. 2,250 Milyar sehari, tambahan penghasilan sebulannya (+/- 30 hari x 2,25 M = +/- 67,5 Milyar, jika Setahun terdapat dana (12 x 67,5 M = 810 Milyar) yang dapat digunakan antara lain untuk membiayai tambahan tenaga/petugas untuk mengatur lalu lintas pada persimpangan-persimpangan trayek yang tidak ada jalur busway-nya sehingga akan mempercepat waktu tempuh bus. Selain itu, penambahan dana dari penyesuaian tarif juga dapat digunakan untuk membeli bus baru bagi penambahan trayek-trayek langsung yang sangat dibutuhkan bagi pengguna bus demi efisiensi waktu penumpang/pelanggan bus TransJakarta. (NS)
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI