kicknews.today – Misi dagang yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) mencatat transaksi senilai Rp1,06 triliun. Dan tercatat menjadi yang tertinggi sepanjang tahun 2025.
melampaui capaian misi dagang di Kalimantan Timur pada Mei lalu yang mencapai Rp1,05 triliun.
Agenda yang berlangsung di Hotel Lombok Raya, Mataram, Rabu (9/7), ini dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah menilai capaian tersebut sebagai bukti semakin kuatnya hubungan perdagangan antardaerah, khususnya antara Jatim dan NTB.

“Alhamdulillah, transaksi final per pukul 17.00 WITA tercatat Rp1,068 triliun. Rinciannya, Jatim menjual Rp764,91 miliar, membeli Rp153,89 miliar, dan nilai investasi sebesar Rp150 miliar,” ujar Khofifah.
Sebanyak 200 pelaku usaha dari kedua provinsi berpartisipasi dalam agenda tersebut, terdiri atas 80 pelaku usaha dari Jawa Timur dan 120 dari NTB. Produk yang diperdagangkan mencerminkan kekuatan sektor unggulan masing-masing daerah.
Dari Jawa Timur, komoditas unggulan yang ditawarkan meliputi pakan ikan dan udang, rokok, kopi, cabe, daging ayam beku, ayam kampung, batik, produk fesyen, hingga bumbu dapur organik. Sementara dari NTB, Jatim membeli produk seperti yellow fin tuna, tembakau, jagung, hasil perikanan, kulit kambing mentah, bibit bawang merah, hingga sapi hidup.
“Selama ini NTB menyuplai komoditas utama seperti jagung, tembakau, udang, paprika, hingga ikan hias. Sebaliknya, Jatim memasok mobil penumpang, produk kue, pakan hewan, minyak kelapa sawit, hingga minuman ringan ke NTB,” papar Khofifah.
Khofifah menegaskan, misi dagang ini menjadi upaya memperkuat jaringan bisnis dan membuka peluang usaha serta investasi yang lebih luas.
”Kami ingin mendorong integrasi pasar dalam negeri melalui kerja sama perdagangan antarpulau,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal menyambut baik kolaborasi ini dan menyatakan kesiapan NTB menjadi penyedia bahan baku untuk Jatim.
“Hubungan ini akan saling mengisi dan mengembangkan peluang bisnis,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara 2 perangkat daerah, 9 BUMD, dan 3 asosiasi dari kedua provinsi. Turut hadir berbagai pihak termasuk pimpinan OJK, Bank Indonesia, DPRD, dan Kadin dari Jatim dan NTB. (wii)