Tokoh Perempuan kecam pembuang bayi di Hutan Pusuk: Ini tidak manusiawi

Tokoh Perempuan sekaligus Pemerhati anak, Nursyida Syam. (Foto. kicknews.today/Ist)

kicknews.today – Kasus penemuan bayi tak bernyawa di kawasan hutan Pusuk, Kabupaten Lombok Utara, menuai keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Nursyida Syam, tokoh perempuan sekaligus pemerhati anak yang menilai peristiwa ini sebagai tragedi kemanusiaan dan bentuk nyata dari degradasi moral di tengah masyarakat.

 

Dalam pernyataannya, Nursyida menekankan bahwa apapun latar belakang kelahirannya, seorang anak adalah anugerah yang patut dijaga, bukan dibuang apalagi hingga kehilangan nyawa. Ia menyebut bahwa bayi dalam kondisi apa pun adalah buah dari cinta kasih dan bagian dari tanggung jawab penuh orang tua, baik secara moral, hukum, maupun agama.

 

“Kejadian ini sangat memprihatinkan dan tidak seharusnya terjadi. Anak, dalam kondisi apa pun, adalah titipan Tuhan. Apakah dia hasil dari pernikahan sah atau tidak, tetap saja itu adalah buah dari keputusan orang dewasa. Tidak ada alasan untuk membuang apalagi sampai menyebabkan kematian,” tegas Nursyida.

 

Peristiwa tragis ini juga disebutnya sebagai momentum refleksi menjelang peringatan Hari Anak Nasional. Ia mengingatkan bahwa setiap anak berhak mendapatkan ruang tumbuh yang aman tanpa diskriminasi berdasarkan latar belakang orang tuanya, apakah itu golongan, ras, maupun status sosial.

 

Lebih jauh, Nursyida menyoroti pentingnya pendidikan moral dalam keluarga dan kontrol sosial yang kuat di lingkungan masyarakat. Menurutnya, fenomena seperti ini bisa terjadi di mana saja ketika nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab pribadi mulai memudar.

 

”Apakah ini akibat hubungan di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, atau pelakunya masih di bawah umur, kita belum tahu. Tapi yang pasti, membuang bayi hingga meninggal dunia adalah tindakan biadab. Kita bicara soal dosa, kejahatan, dan kegagalan kita sebagai masyarakat,” katanya.

 

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kepedulian sosial dan mendorong terbentuknya lingkungan yang ramah anak. Nursyida menegaskan bahwa pengawasan terhadap perilaku menyimpang, edukasi seksualitas berbasis nilai, serta penguatan peran keluarga merupakan langkah penting untuk mencegah kasus serupa terulang.

 

“Sudah cukup kita melihat bayi-bayi tak berdosa dibuang, tak punya tempat yang aman untuk tumbuh. Ini panggilan bagi semua orang dewasa, tokoh agama, pendidik, dan orang tua untuk bangkit, saling mengingatkan, dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan,” tutupnya.

 

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku dan motif di balik pembuangan bayi tersebut. (gii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI