kicknews.today – Seorang pengendara motor bernama Muhammad Rapi’i (41 tahun) asal Desa Bintang Rinjani Timur, Kecamatan Suralaga mengajukan praperadilan Satlantas Polres Lombok Timur. Guru di sekolah swasta itu tidak terima ditilang karena motor yang dikendarainya dalam kondisi mati.
Peristiwa tilang itu terjadi pada 11 Agustus 2023 lalu. Saat itu, dia sedang menghentikan sepeda motor di Masjid samping Polres Lombok Timur. Kebetulan saat itu ia sedang mengantar sepupunya yang membuat SIM (surat izin mengemudi).
“Saya didatangi anggota Satlantas dan ditilang. Saya memang tidak pakai helm, makannya saya berhenti di masjid. Sementara surat-surat kendaraan lengkap,” katanya, Kamis (31/8).
Setelah disidang, Rapi’i dinyatakan bersalah pada sidang 15 Agustus 2023. Karena tidak terima, ia mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri Selong.
Dia mengaku, tidak keberatan dengan hasil putusan sidang tersebut. Hanya saja tidak terima dengan perlakuan pihak satlantas langsung memberikan surat tilang tanpa menegur lebih dulu. Apalagi sekadar tidak pakai helm.
“Praperadilan ini sebagai bentuk kepedulian saya terhadap polri. Saya harap ke depan polri bisa melakukan pendekatan secara humanis terhadap setiap persoalan di jalan raya,” harapnya.
Sementara Kasat Lantas Polres Lombok Timur, Doni Wira Setiawan mengatakan belum bisa memberikan komentar soal tilang tersebut mengingat dirinya masih berada di luar daerah. Yang jelas dia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum, maka patuhi perundang undangan yang berlaku.
“Tetap tertib lalu lintas keselamatan yang utama, kami Polri berusaha seprofesional dan maksimal dalam melaksanakan tugas,” katanya.
Ia menyadari dirinya sejak kejadian itu hingga putusan sedang berada di luar daerah karena ada tugas. Namun ia menyarankan agar pengendara tetap mentaati aturan berlalu lintas dengan melengkapi kelengkapan kendaraan bermotor. (cit)
