kicknews.today – Merdeka sinyal di Indonesia belum sepenuhnya merata. Beberapa wilayah di pelosok negeri hingga kini masih belum terjangkau jaringan internet.
Seperti di Kabupaten Bima misalnya. Untuk bisa ujian online, para pelajar terpaksa harus mencari jaringan yang cukup jauh dari sekolah.
Contohnya, siswa SMPN 2 Satu Atap di Desa Lere Kecamatan Parado Kabupaten Bima. Mereka harus berjuang keras agar bisa mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2022. Mereka harus menaiki bukit dengan jarak 7 kilometer dari sekolah untuk mendapatkan internet.
“Kalau tidak ke bukit, ANBK tidak bisa dilaksanakan. Karena di sekolah kami sama sekali tak ada sinyal internet,” keluh Kepala SMPN 2 Satu Atap, Dedi Damarnto, Sabtu (24/9).
Untuk melaksanakan ANBK, Damarnto mengaku, para siswa harus membawa meja belajar ke bukit. Termasuk membangun tenda dari terpal.
“Alhamdulillah, dengan semangat dan perjuangan rangkaian ANBK terlaksana dengan baik,” katanya.
Kondisi di sekolah yang dipimpinnya menurut dia jauh dari akses internet. Tidak seperti kebanyakan sekolah lain di Kabupaten Bima yang didukung fasilitas jaringan dan penunjang memadai.
“Kami harap pemerintah bisa menyikapi persoalan ini. Paling tidak membangun tower baru atau meningkatkan kapasitas jangkauan sinyal pada pemancar jaringan yang sudah dibangun sebelumnya,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Lere bernama Dahlan SH mengaku prihatin dengan kondisi layanan internet di desanya. Para siswa harus naik bukit agar bisa mengikuti ANBK.
“Ikut prihatin juga, tapi mau gimana lagi. Mereka harus naik bukit agar bisa ANBK,” terangnya.
Kades berharap kebutuhan jaringan internet di Desa Lere bisa diatensi pemerintah daerah. Akses internet menurutnya, sangat penting untuk kemajuan desa dan pelayanan public.
“Sekarang sudah jamannya teknologi, kalau seperti ini terus, kegiatan yang membutuhkan layanan internet tentunya akan terbengkalai,” pungkasnya. (jr)
