Tetap waspada, musim kemarau belum usai di NTB

kicknews.today – BMKG Stasiun Klimatologi NTB menyebutkan musim kemarau belum usai di NTB. Wilayah dengan status level awas dan siaga bencana kekeringan di NTB juga tambah meluas. Oleh karena itu, masyarakat diminta waspada kekeringan panjang dan penggunaan air secara bijak.

Forecaster on duty BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Angga Permana menyebutkan, peringatan dini kekeringan meteorologis pada level awas terdapat sejumlah titik di NTB. Mulai dari Kabupaten Dompu (Kecamatan Manggelewa), Kabupaten Bima (Belo, Donggo, Lambitu, Palibelo, Soromandi, Wawo), Kota Bima (Kecamatan Asakota dan Raba).

Kemudian Lombok Barat (Sekotong), Lombok Timur (Kecamatan Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sambelia, Kecamatan Sembalun, Kecamatan Suela), Lombok Utara (Bayan, Gangga), Sumbawa (Lape, Moyo Utara, Moyo Hilir, Moto Hulu, Plampang, Sumbawa, Unter Iwes), Sumbawa Barat : (Kecamatan Poto Tano)

“Masyarakat perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan dan kekeringan yang umumnya terjadi di periode musim kemarau,” kata Angga, Rabu (11/10).

Sementara level siaga lanjutnya yakni, Dompu (Kecamatan Dompu, Huu, Kempo, Pajo), Kabupaten Bima (Kecamatan Lambu, Langgudu, Monta, Parado, Sanggar, Sape), Lombok Timur (Kecamatan Aikmel, Kecamatan Keruak), Sumbawa : (Kecamatan Empang, Labangka, Rhee).

Sementara level waspada yaitu, Dompu (Kecamatan Kilo, Pekat, Woja), Kabupaten Bima (Kecamatan Bolo, Madapangga, Tambora, Woha), Kota Bima (Kecamatan Rasanae Timur), Lombok Tengah (Kecamatan Praya Timur, Pujut), Lombok Timur : (Kecamatan Kecamatan Sikur, Kecamatan Sukamulia, Kecamatan Wanasaba), Sumbawa (Kecamatan Alas, Alas Barat, Buer, Labuhan Badas, Utan)

Angga menjelaskan, curah hujan di wilayah NTB pada dasarian I Oktober 2023 secara umum dalam kategori Rendah (0 – 20 mm/das). Sifat hujan pada dasarian I Oktober 2023 di wilayah NTB seluruhnya pada kategori Bawah Normal (BN).

Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut (HTH) Provinsi NTB secara umum bervariasi dari ‘pendek’ (6-10 hari) hingga berada pada kategori ‘Ekstrem Panjang’ (>60 hari). HTH terpanjang tercatat di pos hujan Asakota Kolo, Kota Bima selama 164 hari tanpa hujan.

Hasil Monitoring ENSO terakhir kata dia, menunjukkan indeks ENSO (+1.68), sedangkan IOD sebesar (+1.78). Kondisi IOD positif diprediksi bertahan hingga akhir tahun 2023, sedangkan El Nino moderat diprediksi terus bertahan hingga Februari 2024. Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran. Aliran massa udara diprediksi masih didominasi oleh angin timuran dengan kecepatan yang melemah. Suhu muka laut di wilayah Indonesia umumnya menunjukkan kondisi lebih dingin. Anomali SST Perairan Indonesia secara umum diprediksi akan didominasi oleh kondisi dingin di bagian barat Indonesia dan hangat di wilayah Laut Natuna Utara dan Laut Jawa, dengan kisaran nilai –2.0 hingga +1.0 °C.

Kemudian kondisi hangat tersebut tetap mulai meluas pada Desember 2023 hingga Maret 2024. Sementara itu, kondisi SST di perairan barat Sumatra berada pada kondisi dingin mulai dari Oktober hingga Desember 2023. Analisis MJO menunjukkan MJO tidak aktif, diprediksi tetap tidak aktif hingga pertengahan dasarian II Oktober 2023, MJO berkaitan dengan aktivitas konveksi/potensi awan hujan di wilayah Indonesia.

“Pada dasarian II Oktober 2023 (11-20 Oktober 2023) diprakirakan peluang terjadinya hujan sangat rendah. Diperkirakan curah hujan dengan intensitas >20 mm/dasarian memiliki probabilitas kejadian <10% yang merata di seluruh wilayah NTB kecuali di sebagian wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat memiliki probabilitas 10-20%,” jelasnya.

Pada periode puncak musim kemarau tahun ini, masyarakat NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.

“Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan,” pungkasnya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI