Tertinggalnya Kualitas Pendidikan NTB

Oleh: Andi Fardian, M.A

Salah satu penyebab kualitas pendidikan di NTB (pendidikan dasar dan menengah) tertinggal dari provinsi lain adalah karena pemerintah provinsi tidak memiliki roadmap atau peta jalan yang jelas terkait pengembangan pendidikan, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi itu bingung harus melakukan apa dari tahun ke tahun. Ujung-ujungnya, praksis pendidikan dibiarkan berjalan sendiri ala automatic government. Mereka tidak punya visi yang terukur dan tidak tahu harus melakukan apa.

Tambah malang lagi, sudahlah pemprov tidak memiliki peta jalan yang visioner, dinas pendidikan di tingkat kabupaten dan kota juga bingung melakukan sinkronisasi program pengembangan pendidikan di tingkat provinsi (yang ada di RPJMD) dengan program pendidikan di tingkat kabupaten/kota.

Memang, di atas kertas, program pendidikan di tingkat kabupaten harus sinkron dengan yang ada di provinsi. Tapi, visi bupati/wali kota pasti berbeda. Bertambah runyamlah program pendidikan. Ujung-ujungnya, jalan sendiri-sendiri.

Penyebab kedua adalah perasaan sudah hampir sempurna di kandang sendiri. Mereka menganggap bahwa kualitas pendidikan sudah oke. Perasaan “jago kandang” itulah yang menyebabkan mereka enggan melihat seperti apa peta jalan di provinsi lain.

Sudah! Anda-anda yang ada di dalam, tidak usah baper atau tersinggung dengan kritik ini. Jadikan ini sebagai masukan dan perbaikan, alih-alih kebakaran jenggot. Kurang-kurangilah sikap menjilat kepala daerah, kepala dinas, dan atasan. Sikap menjilat Anda justru merusak kualitas pendidikan NTB.

Tidak usah mencari-cari pembenaran untuk melawan kritik saya. Kalau benar kualitas pendidikan NTB itu sudah bagus seperti yang Anda gembar-gemborkan, pasti ada sekolah-sekolah di NTB yang masuk 500 sekolah terbaik di Indonesia.

Ada satu sekolah yang menyelamatkan muka NTB di tingkat nasional, yaitu SMA Insan Cendekia di Lombok Timur. Itu sekolah swasta. Tapi memang Incen ini ada di mana-mana. Pengelolaan dan visinya sudah jelas sejak awal.

Moga-moga saja di tangan gubernur baru ini, dengan visinya “NTB Mendunia”, keadaan bisa berubah. Masalahnya, sering kali omongan politisi tidak bisa dipegang. Kalian, para tim sukses, jangan buta hati dengan kenyataan dan keadaan. Dukung boleh, tapi jangan buta hati yang membuat sikap menjilat menjadi berlebihan. *

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Andi Fardian, M.A

Penulis ialah Pengamat Pendidikan

Artikel Terkait

OPINI