Tekan Kasus Malaria, Dikes KLU Perkuat surveilans migrasi

Ilustrasi
Ilustrasi

kicknews.today – Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Utara (KLU) terus berupaya menekan angka kasus malaria. Berbagai upaya dilakukan oleh Dikes KLU, termasuk dengan surveilans migrasi. Di mana mereka yang dari luar KLU diperiksa secara menyeluruh agar dipastikan tidak membawa penyakit.

Dikatakan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dikes KLU, Nyoman Sudiarta saat ini kondisi kasus malaria di KLU dari sisi penanganannya terbilang cukup baik. Karena kasusnya pun tidak banyak beberapa tahun belakangan ini.

“Kita sudah mampu mempertahankan kasus malaria itu di bawah 1 per 1000 penduduk artinya kasus kita sudah sangat rendah bahkan dari tahun 2014,” katanya, Jumat (14/6/2024).

“Sekarang ini pemda KLU melalui Dikes KLU berupaya mengeliminasi kasus malaria,” tambahnya.

Syarat suatu daerah dikatakan eliminasi kasus malaria adalah jika tidak ditemukan penularan di daerah tersebut secara berturut-turut selama tiga tahun. Namun, terakhir ditemukannya kasus malaria di KLU pada November tahun lalu.

“Itu yang menyebabkan kita masih belum bisa. Kemarin kami menguatkan surveilans migrasi. Ada Brimob yang pulang dari Papua, itu kami minta izin untuk dilakukan screening. Hasilnya negatif. Artinya kita memastikan bahwa orang luar domestik yang datang tidak membawa penyakit,” jelasnya.

Diakui Sudiarta, yang menjadi persoalan untuk menekan angka kasus malaria di KLU adalah masih lemah dalam melakukan deteksi dini migrasi. Seperti kedatangan masyarakat yang sakit dari daerah yang endemis dan menyebar ke KLU.

“Karena kita lemah dalam melakukan deteksi dini sehingga orang yang sakit itu menularkan ke masyarakat kita,” katanya.

Untuk bisa menjadi daerah yang berhasil eliminasi kasus malaria, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yakni tiga syarat utama, pertama jika API (Annual Parasite Incidence) berada di bawah satu.

“KLU sudah mencapai satu syarat tersebut. Kemudian syarat kedua positif rate dibawah 5 persen dan KLU sudah 1 persen, hanya saja masih ditemukan penularan,” jelasnya.

Selanjutnya yang ketiga tidak ada kasus malaria penularan setempat (indigenous) selama 3 tahun terakhir.

“Seharusnya kita harus di tahun 2024 ini untuk eliminasi malaria. Tapi kita terkendala covid dan gempa. Mudah-mudahan bisa di tahun depan,” tutupnya. (gii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI