kicknews.today – Lembaga Nusra Institute merilis survei terbaru mengenai elektabilitas Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024, pada Kamis (03/10/2024). Rilis bertemakan ‘Peta Dukungan pada Pemilihan Kepala Daerah November 2024 untuk Provinsi NTB’. Hasilnya menyebutkan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3 Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) mengungguli dua pasangan lain di Pilkada NTB 2024.
Direktur Nusra Institute Roby Satriawan mengatakan, simulasi tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTB, pasangan calon nomor urut 3 Iqbal-Dinda berada di papan atas dengan angka 31,0 persen. Disusul pasangan calon nomor urut 1 Sitti Rohmi Djalillah-W Musyafirin (Rohmi-Firin) dengan angka 29,3 persen dan pasangan calon nomor urut 2 Zulkieflimansyah-Suhaili FT (Zul-Uhel) sebesar 15,9 persen.

“Survei Nusra Institute juga menemukan, masih ada pemilih yang ragu-ragu mencapai 25,8 persen. Serta, ada yang memilih golput sebesar 0,6 persen,” jelasnya.
Dikatakan Roby, pasangan Iqbal-Dinda dan Rohmi-Firin bersaing ketat. Meski tingkat elektabilitas Iqbal-Dinda mengungguli Rohmi-Firin, namun selisih antara keduanya sebesar 1,7 persen.
”Artinya, masih berada dalam margin error, sehingga kami belum bisa menyimpulkan pasangan Iqbal-Dinda yang akan menjadi pemenang di Pilkada 2024,” terangnya.
Roby juga menjelaskan, terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada pasangan Iqbal-Dinda. Sebelumnya, pada survei di bulan Juni sebesar 26,31 persen naik menjadi 31 persen. Terpantau ada kenaikan sebesar 4,5 persen.
Kemudian pasangan Rohmi-Firin juga menunjukkan tren peningkatan, walau tidak signifikan. Dari 26,9 persen pada bulan Juni, naik menjadi 29,3 persen. Mengalami kenaikan 2,4 persen. Sementara, Zul-Uhel merosot dari angka 29 persen di bulan Juni menjadi 15,9 persen. Terjadi penurunan sebesar 13,1 persen.
”Bisa dikatakan Zul-Uhel anjlok dan dapat disimpulkan dengan sisa waktu kurang 2 bulan pasangan Zul-Uhel berat untuk bisa bangkit lagi,” katanya.
Dilanjut Roby, masa kampanye menjadi kunci bagi ketiga paslon untuk lebih mengokohkan dukungan dan membangun persepsi publik.
”Sebab, ada banyak faktor-faktor lain yang akan menentukan. Apalagi persentase masyarakat yang belum menentukan pilihan tergolong cukup tinggi, yakni sebesar 23,3 persen,” ujarnya.
Disampaikan Roby, pihaknya juga mendata terkait adu tagline atau jargon yang dilakukan masing-masing Paslon. Dan jargon ‘Bangkit Bersama, NTB Makmur Mendunia’ mendapat persentase sebesar 41 persen.
Disusul ‘NTB Maju Berdaya Saing’ dengan persentase 29,9 persen dan terakhir ‘Bersatu Menuju NTB Gemilang’ dengan persentase 22,2 persen.
”Tampaknya publik lebih tertarik dengan tagline yang terkait dengan isu-isu domestik (kemakmuran) dibandingkan dengan isu yang di luar domestik (kejayaan),” katanya.
Sebagai informasi, populasi dalam survei yang berlangsung pada 9-13 September 2024 ini, menggunakan populasi Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pilkada 2024. Dengan jumlah sampel sebanyak 1.000 orang responden dan margin error sebesar 3,16 persen. Metodenya menggunakan multistiage random sampling, yang ditarik secara proporsional berdasarkan jumlah wajib pilih di 10 Kabupaten Kota. Dengan 49 dapil kabupaten, 100 Desa dan 200 TPS se-NTB. Kemudian, survei dilakukan pada masing-masing TPS dengan menarik 5 responden.
”Namun, ada satu dapil kabupaten yang tidak terkena sampel yakni, Kota bima,” tutupnya. (gii)