kicknews.today – Harga garam dapur di Kabupaten Bima anjlok hingga di angka Rp 50 per kilogram per sak. Sebelumnya, bumbu dapur ini sempat menyentuh di angka Rp 350 ribu per sak.
“Kami juga heran, kenapa harganya anjlok begini,” kata Herman, petani garam di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Senin (4/9).

Penurunan harga garam ini kata dia, tidak sekaligus, tapi secara bertahap. Pada tahun 2022 garam dijual Rp 300 ribu per sak. Kemudian turun di angka Rp250 per sak.
Memasuki tahun 2023, harga garam kembali turun di harga Rp150 per sak. Selanjutnya turun Rp100 per sak dan sekarang di angka Rp 50 ribu per kilogram.
“Harga Rp50 ribu ini sudah berlangsung 3 pekan, belum lagi hitung biaya buruhnya,” kata Herman.
Hal senada juga disampaikan petani garam lain, Ridwan, warga asal Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Dia mengaku kaget harga garam tiba-tiba anjlok.
“Memang turunnya bertahan mulai awal tahun hingga April sempat dijual Rp150 per kilogram,” sebut dia.
Harga garam sekarang menurut dia, tidak sebanding dengan keringat para petani. Oleh karena itu, dia harap harga garam bisa kembali normal seperti sebelumnya.
Dia mengaku, masa panen garam saat ini memang tidak ada kendala. Sebulan ia bisa mengumpulkan sekitar 200 sak atau empat kali panen.
“Panen bisa sekali seminggu. Untuk satu sak itu kita pakai karung ukuran 75 kilogram,” pungkasnya. (jr)