kicknews.today – Seorang pria inisial MAT, asal Lombok Tengah ditemukan meninggal di SPBU wilayah Lingkungan Bertais Selatan, Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, Sabtu (22/06/2024), sekitar pukul 21.00 Wita. Sebelum meninggal, korban sempat mengeluhkan sakit.
Kasat Reskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Porusa Utama SE., SIK., MH memimpikan kegiatan mendatangi lokasi penemuan mayat d SPBU tersebut. Tim tersebut terdiri dari Piket Jatanras, Piket Identifikasi, KASPKT Polresta Mataram, piket Reskrim dan piket fungsi Polsek Sandubaya. Setelah olah TKP, tim mengumpulkan keterangan saksi-saksi.

“Ada dua saksi yang sudah kami mintai keterangan terkait penemuan mayat tersebut. Kedua saksi bernama Suparman (34 tahun) dan Erpan Sahril (39 tahun),“ ungkap Kasat Reskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Porusa Utama SE., SIK., MH.
Yogi menjelaskan, kronologis peristiwa penemuan mayat tersebut, bermula sekitar pukul 18.00 Wita. Saksi Suparman melihat korban keadaan lemas di Terminal Mandalika dan sempat ditawarkan untuk diantar pulang ke rumahnya dengan biaya transportasi ditanggung saksi.
Saat obrolan antara saksi Suparman dengan korban di terminal tersebut didengar oleh saksi lain bernama Irpan Sahril yang baru lepas piket di terminal tersebut. Kemudian Irpan menawarkan untuk diantar dan akhirnya dibonceng menggunakan sepeda motor. Sesampai di SPBU Bertais korban minta berhenti dengan maksud mampir ke toilet.
“Saat itu jam menunjukan pukul 19.30 Wita,” kata Kasat.
Beberapa saat kemudian, korban keluar dari toilet sambil mengeluh sakit. Melihat itu saksi Irpan Sahril menghubungi kembali saksi Suparman agar membawa kembali korban ke Terminal Mandalika.
Suparman pun bergegas menuju SPBU tetapi tidak bertemu Irpan Sahril, sehingga Suparman pergi kembali ke Terminal Mandalika. Di belakang terminal, Suparman bertemu Irpan Sahril dan langsung bersamaan menuju SPBU Bertais dengan tujuan menjemput korban.
Tiba di SPBU kedua saksi melihat korban dalam keadaan jongkok dan tangan kanan memegang dada. Melihat itu para saksi tidak berani mengambil tindakan dan memutuskan untuk kembali ke Terminal Mandalika memberitahukan teman-teman kerja korban di terminal untuk selanjutnya menghubungi keluarganya.
Saat para saksi balik ke SPBU bersama beberapa rekan kerja korban di terminal, korban sudah dibaringkan di Mushola SPBU.
“Saat diperiksa, bagian luar tubuh korban tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan, tidak ada lebam atau memar di sekitar tubuh korban. Kami akan memberitahukan keluarganya apakah ingin diotopsi atau tidak untuk mengetahui secara jelas. Namun berdasarkan keterangan yang diterima, keluarga korban menerima peristiwa ini sebagai takdir dan mengikhlaskan kepergian korban,“ tutup Yogi. (jr)