kicknews.today – Dua pemuda Erwin (20 tahun) dan Zaenudin (20 tahun) asal dari pulau terpencil bernama Desa Pulau Maringkik, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur lulus polisi melalui jalur proaktif. Cita-citanya ingin membahagiakan kedua orang tuanya, akhirnya terwujud.
Lahir dari keluarga sederhana dengan kondisi ekonomi pas-pasan tidak membuat mereka patah semangat. Berkat kegigihannya, Erwin dan Zaenudin mampu menggapai mimpinya menjadi abdi Negara yang didambakan sejak bangku SMP.
Alumni SMA NW Pancor dan alumni SMA 1 Selong Lombok Timur ini sukses lulus polisi melalui jalur Proaktif (Rekpo) yang diprogramkan Kapolri pada Gelombang 1 tahun 2023. Mereka pun tidak menyangka bisa lulus menjadi abdi Negara.
Mereka mengaku, tidak ada rencana ikut polisi awalnya. Setelah mendapat informasi tes polisi melalui jalur Proaktif yang disosialisasikan SDM Polda NTB di daerah terpencil akhirnya mereka tertarik.
“Orang tua belakangan baru tahu. Awalnya, kami berdua daftar secara diam-diam, tanpa banyak tetangga tahu, karena tujuan kami hanya membahagiakan dan memberi kejutan pada kedua orang tua,” ungkap Erwin ketika diwawancara via WhatsApp, Minggu (5/3).
Dengan proses yang cukup panjang dan persaingan yang cukup ketat Erwin dan Zaenudin serta seluruh keluarga mereka hanya bisa berikhtiar dan berdoa. Namun, keberuntungan menghampiri mereka berdua.
Sejak dinyatakan lulus tes sidang penetapan kelulusan akhir dalam seleksi penerimaan (Pantuhir) pada Desember lalu, kini Erwin dan Zaenudin berhak mengikuti Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Kepolisian di Sekolah Polisi Negara (SPN) Belanting Polda NTB pada gelombang I tahun 2023 bulan Juli mendatang.
“Setelah saya dinyatakan lulus banyak warga yang tidak percaya. Keadaan orang tua saya yang membuat warga tidak percaya dengan kelulusan saya,” kata Erwin.
“Alhamdulillah dengan lulus Polisi ini merupakan buah dari cita-cita saya yang ingin membahagiakan orang tua dan keluarga. Mungkin melalui polisi ini martabat keluarga saya bisa terangkat. Kami sangat sadar bahwa keluarga kami boleh dikatakan miskin, tentu jadi polisi bagi kami adalah khayalan, tapi ini bukti bahwa menjadi polisi itu tidak perlu kaya,” katanya.
Di tempat terpisah, orang tua Erwin, Zakaria mengaku tidak menyangka sedikitpun bahwa anak keduanya itu bisa lolos jadi anggota Polri.
“Saya tidak menyangka, tanpa pengorbanan materi sedikitpun anak saya bisa lolos Polisi,” katanya.
Zakaria mengatakan, awalnya pesimis karena di dalam benaknya jadi polisi itu harus punya banyak uang. Namun kali ini saya buktikan bahwa tanpa persiapan uang sedikitpun pun anaknya bisa lulus.
“Terimakasih ya Allah, terimakasih bapak Kapolri telah membuat jalur Proaktif sehingga masyarakat terpencil seperti kami dapat merasakan kesempatan menjadi polisi,”ucap Zakaria dengan mata berkaca-kaca menunjukan kebahagiaannya.
Keluarga Erwin dan Zaenudin menyampaikan sangat berterimakasih kepada Polda NTB yang mau datang ke dusun terpencil bahkan menyeberangi laut hanya untuk mensosialisasikan dan memberi semangat kepada masyarakat untuk bisa mengikuti tes polisi.(cit)