Sekolah di pelosok Bima rusak parah, begini kata Kadis Dikbudpora

Kondisi bangunan SMPN 12 Satap Langgudu di Desa Kalodu Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima rusak parah.
Kondisi bangunan SMPN 12 Satap Langgudu di Desa Kalodu Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima rusak parah.

kicknews.today – Bangunan sekolah di Kabupaten Bima ternyata masih ada yang kondisinya memprihatinkan. Sekolah tersebut yakni, SMPN 12 Satap Langgudu di Desa Kalodu Kecamatan Langgudu.

Kondisi bangunan sekolah yang berada di wilayah pelosok Bima itu rusak parah. Bahkan kondisi tersebut sudah terjadi hingga bertahun-tahun.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Bima, Zunaidin mengaku belum mendapat laporan kepala sekolah (Kepsek) terkait kerusakan gedung SMP tersebut. Ia menyarankan, agar Kepsek datang ke Dikbudpora.

“Kepala sekolahnya tidak melapor ke saya. Mana kita tahu kendalanya, kalau bisa suruh hadir Kepsek di sini biar kita tahu apa masalahnya,” kata dia dikonfirmasi beberapa hari lalu.

Menurut Zunaidin, terkadang sekolah sulit mendapatkan alokasi anggaran perbaikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Biasanya, karena ada kesalahan input data kerusakan sarana dan prasarana (Sarpas) di Data Pokok Kependidikan (Dapodik).

“Dapodik itu kan sekolah langsung pusat. Pusat membaca, tidak terdaftar atau tidak termuat semua terkait kondisi sekolah atau penentuan pengisian yang keliru. Jadi itu penyebabnya sehingga sekolah itu tidak terbaca di pusat,” terangnya.

Menurut Zunaidin, sekolah yang rusak di Bima setiap tahun terus bertambah mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Namun, alokasinya tak sebanding dengan jumlah sekolah yang rusak.

“Kalau bicara Bima banyak dapat dana dana DAK, cuman gak sebanding dengan jumlah sekolah yang rusak. Sekolah di Bima ini banyak yang rusak, karana dibangun pada masa orde baru,” pungkasnya. 

Sebelumnya, kondisi sekolah itu dikeluhkan Kepala Desa Kalodu, Ishak Rumadi. “Kerusakan atap sekolah, sudah sekitar lima hingga enam tahun terakhir,” kata Ishak saat dikonfirmasi pekan lalu.

Menurut Kades, ada tiga lokal gedung yang bagian atapnya telah ambruk. Mulanya, beberapa tahun lalu atap sekolah setempat tiba-tiba ambruk karena kayu penyangga atap lapuk termakan usia.

Akibat kerusakan itu, peserta didik tidak bisa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan baik. Seperti halnya dirasakan oleh siswa di sejumlah satuan pendidikan lain.

“Kualitas kayunya yang jelek, sehingga mengakibatkan atapnya tiba-tiba ambruk,” jelas dia. (jr)

Selama ini, peserta didik terpaksa menggunakan ruang guru sebagai tempat pembelajaran. Terkadang di ruangan itu, mereka harus pas-pasan dengan guru ketika rapat sekolah digelar.

“Proses belajarnya, selama ini mereka harus bergabung di ruangan guru. Kalau di ruangan yang rusak itu, sudah gak bisa digunakan lagi,” terangnya.

Kades berharap, atap sekolah setempat segera diperbaiki oleh pemerintah. Agar peserta didik bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan tak lagi menggunakan ruangan guru.

“Semoga SMPN 12 Satap Langgudu dapat perhatian dari pemerintah. Karena jumlah siswanya juga lumayan, ada sekitar 80 orang,” jelasnya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI