Maulid bulan kenyang di Lombok yang wajib ada jajan banget rasul, begini sejarahnya..

kicknews.today – Setiap bulan Rabi’ul Awal tiba, kaum Muslimin di Nusantara tampak sibuk menyambut hari lahir sang panutan, Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabi’ul Awal. Kegiatan ini di kenal dengan sebutan Maulid atau Muludan. Orang Sasak di Lombok menyebutnya lebih sederhana dengan kata Mulud.

Di Lombok masyarakat malah merayakan maulid sebulan penuh dengan bergantian waktunya di setiap kampung-kampung sesuai dengan kesepakatan. Bahkan bulan maulid di pulau yang dijuluki seribu masjid itu jauh lebih terasa kemeriahannya ketimbang bulan Agustus sebagai bulan kemerdekaan.

Berbagai lomba bidang spiritual diselenggarakan mulai dari awal bulan di setiap masjid-masjid di pulau Lombok, mulai dari lomba cerdas cermat agama Islam, lomba azan, busana muslimah, tâhfîdh al-Qur`ân khusus ayat-ayat pendek, dan lain-lain.

Berbagai perlombaan ini dilaksanakan semata bertujuan untuk merangsang dan memotivasi generasi muda Sasak untuk cinta terhadap ajaran-ajaran agamanya serta menanamkan kesadaran untuk cenderung mengamalkan seluruh ajaran agama dalam mengarugi bahtera kehidupan, sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa, ta`at kepada Allah dan mampu menjadikan Nabi Muhammad saw. suri tauladan dengan konsisten.

Yang unik lagi, sajian kuliner pada bulan maulid di Lombok sangat khas yang kita tidak dapatkan di bulan-bulan selain bulan Rabi’ul Awal. Namanya banget rasul yaitu sajian nasi ketan kuning yang ditaburi serundeng dan biasanya juga ditambah dengan sit sit daging di atasnya.

Bahan baku utama banget rasul berasal dari ketan dan santan yang dibubui kunyit agar berwarna kekuning-kuningan. Setelah dikemas sedemikian rupa, jajan ini menjadi sangat lengket.

Menurut penelitian yang dilakukan Zaenuddin Mansyur dalam Tradisi Maulid Nabi Masyarakat Sasak, pemberian nama banget rusul merupakan manifestasi dari nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.

Term banget memiliki arti sangat lengket sedangkan term rusul sendiri bermakna Nabi Muhammad
yang diutus Allah, sehingga kalau digabungkan menjadi satu kata dapat bermakna bahwa dengan adanya jajan ini diharapkan bagi umat Islam Sasak menanamkan sikap cinta dan kasih sayang yang lengket kepada Rasulullah dengan mentaati segala sunnah yang telah disampaikan olehnya,” kata Zaenuddin dalam jurnal penelitiannya.

Di samping itu juga menurutnya, Banget Rasul diidentikkan sebagai simbol ingatan agar umat Islam Sasak tetap eksis terhadap ajaran-ajaran yang dibawanya. Maka tidak heran jika masyarakat Sasak menyebut kata maulid dengan ungkapan mulud yang diterjemahkan dengan kata bibir dalam bahasa Sasak sehingga perayaan maulid secara tradisi berarti jalan untuk kenyang. Dengan demikian, definisi mulud adalah suatu keharusan bagi masyarakat suku Sasak dalam menyediakan segala prasarana berupa materi yang sebanyak-banyaknya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi dalam upacara perayaan maulid berlangsung.

Tidak cuma banget rasul, berbagai jajanan khas dibuat oleh ibu-ibu untuk merayakan bulan kelahiran nabi ini seperti jaje bawang, jaje goreng, jaje peyek, poteng jaje tujak, kaliderem, kuping gajah, renggi, angin-angin, wajik, pangan, iwel, dan lain sebagainya.

Selain menyiapkan jajanan, masyarakat suku Sasak dalam merayakan maulid juga menyiapkan aneka lauk-pauk serta sayur-mayur, sehingga rata-rata dari mereka menyembelih hewan unggas, ternak sapi, kambing, kerbau, dan sebagainya.

Ukuran kualitas dari hewan yang mereka sembelih sangat tergantung pada tingkat kesederhanaan
dan kemewahan upacara perayaan yang akan diselenggarakan, baik untuk acara ngurisang,, nyunatang, maupun namatan. Semua persediaan barang-barang konsumsi itu adalah untuk memenuhi persediaan tahap berikutnya, yaitu memeriahkan upacara perayaan dengan mengoleksi barang tersebut dalam sebuah nampan besar yang lazim disebut oleh kalangan Sasak dengan dulang nasik, dulang jaje dan, dulang penamat. (red.)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI