kicknews.today – Persoalan sampah masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kabupaten Lombok Utara (KLU). Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) per 16 Juni 2025, volume sampah di Lombok Utara mencapai 108,79 ton per hari. Dari jumlah tersebut, 60 persen merupakan sampah sisa makanan rumah tangga, sementara plastik menyumbang sekitar 15 persen.
Kabid Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup KLU, Samsul Hadi, menyebutkan pemerintah daerah tengah menyiapkan strategi baru untuk menekan timbulan sampah, yakni dengan menghadirkan tong komposter di setiap dusun.

“Ya nanti kita siapkan anggaran khusus untuk itu,” ujarnya, Jumat (03/10/2025).
Menurut Samsul, keberadaan tong komposter diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah organik yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Lebih dari itu, program ini juga bertujuan mengubah perilaku masyarakat agar terbiasa memilah dan mengolah sampah sejak dari sumbernya.
“Persoalan sampah ini memang kompleks. Tapi perubahan perilaku masyarakat sangat penting supaya timbulan sampah tidak terlalu banyak,” jelasnya.
Kondisi TPS3R di Lombok Utara sendiri masih jauh dari harapan. Dari 19 unit yang telah dibangun pemerintah, enam unit sudah tidak berfungsi, sementara 13 unit lainnya beroperasi secara tidak maksimal. Situasi ini membuat peran masyarakat untuk mengurangi sampah dari rumah tangga menjadi semakin mendesak.
Salah satu kepala dusun di Majalangu, Desa Sokong – lokasi TPS3R yang sudah tidak beroperasi – menyambut baik rencana tersebut. Ia menilai inisiatif menghadirkan tong komposter akan membantu warga sekaligus mengurangi ketergantungan pada TPS3R.
“Bagus sih Mbak kalau ada tong yang begitu,” ujarnya singkat.
Dikatakan Samsul dengan timbunan sampah yang terus meningkat, kehadiran tong komposter diharapkan bisa menjadi langkah awal untuk meringankan beban lingkungan sekaligus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan daerah. (gii)