Ritual Rebo Bontong di Lombok pertama kali libatkan institusi pendidikan

Sekda NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si membuka Ritual Mandiq Safar dalam rangka kegiatan Rebo Bontong yang diselenggarakan oleh Majelis Adat Sasak (MAS), bertempat di Kemaliq Ranget Suranadi Narmada Lombok Barat, Selasa (3/9/24).
Sekda NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si membuka Ritual Mandiq Safar dalam rangka kegiatan Rebo Bontong yang diselenggarakan oleh Majelis Adat Sasak (MAS), bertempat di Kemaliq Ranget Suranadi Narmada Lombok Barat, Selasa (3/9/24).

kicknews.today – Mewakili Pj. Gubernur, Sekda NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si membuka Ritual Mandiq Safar dalam rangka kegiatan Rebo Bontong yang diselenggarakan oleh Majelis Adat Sasak (MAS), bertempat di Kemaliq Ranget Suranadi Narmada Lombok Barat, Selasa (3/9/24). Miq Gita sapaan akrab Sekda mengapresiasi MAS menyelenggarakan acara ritual Rebo Bontong atau Mandiq Safar yang tidak ada dalam syariat. Karena ini memiliki nilai kearifan lokal yang ada di masyarakat NTB.

“Saya apresiasi kepada MAS menyelenggarakan ritual adat Rebo Bontong untuk pertama kalinya melibatkan institusi pendidikan dari jajaran Dikbud NTB, kepala sekolah, guru-guru SMA/SMK/SLB Kota Mataram dan Lombok Barat,” ungkapnya.

Selain itu, Miq Gita mengajak Dikbud NTB terkait Sabtu Budaya itu tidak hanya untuk menampilkan kesenian semata tetapi lebih dari pada itu sebagai ajang untuk menggali dan menemukan adat Budaya Sasak sebagai kekayaan hazanah budaya dari waktu ke waktu.

“Jadi, kegiatan ritual budaya seperti maulid adat, Pandiq Keris dan lain sebagainya merupakan kekayaan hazanah budaya tidak serta merta divonis sebagai bid’ah melainkan itu semua memiliki nilai moral yang harus sama-sama dikaji dan sudah benar kebudayaan mencangkokkan dirinya di Dikbud dalam konteks penggalian dan pelestarian kedepan,” jelasnya.

Sementara itu Ketua MAS, H. L. Sajim Sastrawan, SH., MH., menyampaikan ritual Rebo Bontong sebagai langkah awal melibatkan institusi pendidikan dari Dikbud beserta jajaran Kepala Sekolah, Guru-guru SMA/SMK/SLB Kota Mataram dan Lombok Barat agar mawas diri dengan kondisi dan situasi yang ada.

“Bila kita tidak hati-hati maka akan tergerus dengan budaya-budaya luar yang sangat menakutkan bagi generasi muda,” ungkapnya.

Diharapkan dengan kegiatan-kegiatan budaya ini mampu memberikan kontribusi pada kehidupan kepribadian bangsa dan negara. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI