in

Tidak terbaca sistem, ratusan nelayan Batu Layar sulit beli BBM di SPBU

Puluhan nelayan Batu Layar hearing bersama pihak SPBU Meninting, Camat dan Kapolsek di Kantor Camat Batu Layar, Selasa (27/9)
Puluhan nelayan Batu Layar hearing bersama pihak SPBU Meninting, Camat dan Kapolsek di Kantor Camat Batu Layar, Selasa (27/9)

kicknews.today – Ratusan nelayan di Batulayar Kabupaten Lombok Barat melakukan protes terhadap SPBU Meninting, Batu Layar. Mereka mengaku, selama ini sulit mendapat BBM karena identitas mereka tidak terbaca oleh sistem saat pengisian BBM.

“Kenapa harus dibuat rumit, nelayan ini datang membeli BBM untuk mencari nafkah, bukan ambil gratis,” sesal Jajap, perwakilan nelayan saat hearing di Kantor Camat Batu Layar, Selasa (27/9).

Hearing tersebut berlangsung sekitar pukul 09.30 Wita. Selain Camat, juga dihadiri Manajer SPBU Meninting, Kapolsek Batu Layar, Kepala Dinas terkait dan puluhan perwakilan nelayan.

Pada pertemuan tersebut, masyarakat nelayan meminta solusi terbaik agar bisa mendapatkan BBM. Selama ini menurut Jajap, masih banyak nelayan yang cukup kesulitan memperoleh BBM di SPBU.

Padahal, mereka sudah mendapat mempeoleh kartu nelayan dari pemerintah. Namun, saat pengisian di SPBU justeru ditolak. Nelayan diminta membawa kartu rekomendasi sebagai akses mendapatkan BBM Subsidi.

“Lantas gunanya kartu nelayan ini buat apa. Kami harap ini ini bisa disikapi serius oleh pemerintah dan SPBU. Jangan sampai nelayan ini dibuat rumit,” kata Dedi.

Dia menegaskan, jika nelayan diharuskan untuk membuat rekomendasi, seharusnya SPBU tidak tinggal diam sejak awal. Paling tidak, memberikan sosialisasi di masyarakat agar bagaimana cara untuk memperoleh BBM.

“Nelayan ini orang awam, mana mereka tahu buat rekomendasi kalau tidak disosialisasikan. Jangan cuma asal tolak saja,” tegasnya.

Camat Batu Layar, Afgan Kusumanegara menyampaikan, persoalan nelayan dan SPBU tersebut sudah ditemukan titik terang. Menurutnya, hal itu terjadi karena miskomunikasi.

“Kalau sudah duduk bersama pasti ada solusi terbaik,” katanya.

Afgan menegaskan, nelayan untuk mendapatkan BBM tidak seperti dulu-dulu. Sekarang, agar bisa membeli BBM di SPBU bukan cuma modal KTP, tapi harus mendapat rekomendasi dari Pemerintah Desa dan Kecamatan.

Karena pengisian BBM di SPBU itu kata dia, sudah pakai sistem aplikasi. Jika nama nelayan tidak terbaca di sistem tersebut, maka mesin pengisian BBM secara otomatis tidak bekerja.

“Masalahnya ada beberapa nelayan yang dapat rekomendasi tapi NIK-nya tidak terbaca oleh sistem. Ini yang mestinya sama-sama kita kroscek dan perbaikan di penginputan data,” katanya.

Pada pertemuan itu, pihak SPBU juga sudah siap melayani pengisian BBM dengan baik. Termasuk disepakati membuat spanduk pengumuman tentang syarat-syarat mendapatkan BBM untuk nelayan hingga pengaturan jadwal pengisian.

“SPBU memberikan waktu pelayanan khusus bagi nelayan mulai pagi, siang dan sore. Sesuai kesepakatan, SPBU boleh menolak, jika pengisian dilakukan di luar waktu yang ditentukan,” pungkasnya. (jr)

Editor: Juwair Saddam

Laporkan Konten