in

Tetaring seluas 4 hektar di Lombok Timur dibangun dengan waktu 4 jam

Ribuan warga membuat tetaring dari alat tradisional bambu untuk menyambut HUT NWDI di Anjani, Lombok Timur, Minggu (7/8)
Ribuan warga membuat tetaring dari alat tradisional bambu untuk menyambut HUT NWDI di Anjani, Lombok Timur, Minggu (7/8)

kicknews.today – Ribuan Warga Nahdlatul Wathan (NW)  berhasil membangun tetaring atau terop tradisional seluas 4 hektare dalam waktu yang begitu singkat. Terop tradisional ini didirikan guna memeriahkan Hari Ulang Tahun (Hultah) Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) ke-87.

Sebelumnya, kegiatan ini ikut tertunda dua tahun sejak pandemi Covid-19 melanda. Dengan sudah melandainya pandemi diperbolehkan membuat keramaian dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, warga NW kembali bersemangat menggelar Hultah Madrasah NWDI.

Ketua Umum PBNW TGKH Lalu Gde Muhammad Zainuddin Attsani mengeluarkan pengumuman pelaksanaan hari puncak HULTAH ke-87 Madrasah NWDI yang ditetapkan pada Ahad (21/8) di Lapangan Umum Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani, warga NW antusias mempersiapkan diri.

Mereka langsung bergegas menyukseskan pelaksanaan puncak HULTAH ke 87 Madrasah NWDI, dengan menyiapkan lokasi seluas kurang lebih 4 hektar di Anjani, Lombok Timur. Ribuan jamaah NW di Anjani membuat terop tradisional yang dibuat dari anyaman daun kelapa (tetaring) sesuai pembagian dari panitia. Potret itu terlihat ketika sedang pembuatan Tetaring Minggu (7/8).

Koordinator Divisi Tetaring Panitia HULTAH ke 87 Madrasah NWDI, TGH. M. Muzayyin Shabri mengatakan, Hultah tahun ini pihaknya hanya melibatkan dua pengurus daerah NW. Yaitu PD NW Lombok Timur dan PD NW Lombok Tengah untuk membuat tetaring di medan Hultah.

“Dengan dua PDNW saja yang bergerak di lokasi di medan Hultah yang luasnya sekitar 4 hektar ini bisa dituntaskan hanya 4 jam saja. Mulai pukul 08.00 sampai pukul 12.00 Wita,” katanya.

Sedangkan untuk teknis pelaksanaan pembuatan tetaring tetap seperti pada Hultah sebelumnya. Mereka membagi lokasi per cabang NW. Lokasi yang belum di atap sekitar 1,5 hektar lebih dibagi habis ke 21 Cabang NW yang ada di Lombok Timur. Sisanya, sekitar 12 are untuk PD NW Lombok Tengah.

“Tahun ini kita mencoba menggunakan tetaring dengan daun kelapa (kelabang),” ujarnya.

TGH. Muhammad Muzayyin menyampaikan, untuk melanjutkan tradisi Sunnah Hasanah yang telah diwariskan sang maha guru Al-Magfurulah Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang kini dilanjutkan oleh Maulana Syaikh Hamzanwadi II.

“Wasiat Pendiri Madrasah NWDI, NBDI, dan Organisasi Nahdlatul Wathan, terus kami laksanakan dengan semangat dan hati yang ikhlas, kompak utuh bersatu dalam komando PBNW,” pungkasnya. (cit)