kicknews.today – Praktik pungli oleh oknum di tempat wisata di Lombok Barat masih banyak terjadi. Praktik itu kini meresahkan dan dikhawatirkan membuat para wisatawan mancanegara dan lokal kapok kembali mengunjungi.
Seperti yang terjadi di wisata taman Narmada, dengan harga tiket masuk yang tanpa ditunjang infrastruktur yang memadai. Harga tiket masuk yang biasanya Rp25 ribu, diminta Rp50 ribu. Kemudian ditambah biaya parker Rp5 ribu per 1 motor.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H. Fajar Taufik pun mengakui hal itu masih menjadi persoalan yang sedang ditangani di Lombok Barat. Dia mengaku sudah melakukan perjanjian kerjasama dengan pelaku pariwisata dalam bentuk peraturan daerah dan peraturan desa.
“Itu cara kita mengantisipasinya, tapi kalau terkait berapa besaran tarif tiket dan segala macamnya itu ada Bapenda dan itu sudah ada perbupnya. Kita di Dispar hanya membantu apakah Perbup itu berjalan atau tidak,” jelasnya, Senin (17/4)
Tak hanya di Taman Narmada, di Lombok Barat banyak pelaku pariwisata yang melakukan Pungli. Termasuk di beberapa tempat wisata lain di Narmada.
Taufik mengaku selama ini para wisatawan yang datang jelas merasa merasa terganggu lantaran tiket masuk tidak satu pintu. Sehingga untuk menuju satu tempat wisata mereka harus membayar lebih dari satu kali.
“Nah ini praktik seperti ini yang kami tidak inginkan. Semuanya harus satu pintu, jadi wisatawan yang datang hanya sekali keluarkan modal termasuk parkirnya, jadi unsur Pungli itu bisa dihilangkan,” jelasnya.
Praktek pungli tersebut sebelumnya juga dikeluhkan wisatawan luar negeri saat berkunjung di wisata pemandian awet muda Narmada. Bule asal Kanada itu mengirimi pesan kekecewaan kepada guide yang menemaninya.
“Bule tersebut mengatakan pulau anda sangat indah namun sebenarnya sangat menakutkan bagi para wisatawan,” kata Kadis.
Ia pun mengkritik nominal Rp50 ribu hanya untuk melihat air awet muda dan air terjun serta tidak ada infrastruktur yang ramah untuk pariwisata. Bule tersebut juga berpesan supaya pemerintah setempat lebih mengatur manajemennya supaya lebih terorganisir, damai dan ramah.
“Kita usahakan itu dan saat ini kami sedang melakukan pembenahan juga, supaya tak terjadi pungli, kita lakukan perjanjian kerjasama dengan pelaku wisata di kawasan-kawasan tertentu. Kita harus mampu menarik minat wisatawan dengan keramahan dan pelayanan yang baik,” jelasnya. (ys)