Prospek Kawasan Industri Halal di Nusa Tenggara Barat

Oleh: M. Al Qautsar Pratama, M.Hum

Pemerintah Indonesia mulai serius mengembangkan Kawasan Indutsri Halal (KIH) sebagai roda penggerak perekonomian nasional. Diharapkan dengan adanya KIH akan menjadi peluang besar bagi pelaku ekonomi yang berbasis industri. Indonesia sendiri akan memiliki tiga pusat Kawasan Industri Halal sebagai rencana pembangunan jangka menengah yang akan ditargetkan berakhir di 2024.

Ketiga kawasan tersebut tersebar di  Modern Cikande Industrial Estate di Serang (Banten), Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo (Jawa Timur). serta kawasan industri halal Bintan Inti Halal Hub di Kabupaten Bintan. Selain ketiga kawasan tersebut yang akan segera beroperasi, pemerintah juga membidik wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu target pembangunan KIH bahkan akan ada dua KIH di wilayah NTB sendiri.

Hal ini semakin diperkuat oleh statmen Wakil Presiden RI Kh. Ma’aruf Amin dalam opening Indonesia Sharia Summit 2021 melalui konferensi online meeting bahwa pemerintah pusat sedang mengembangkan dua Kawasan Industri Halal di Nusa Tenggara Barat. Pembangunan KIH merupakan salah satu upaya pemerintah bersama Bank Indonesia dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.

Tentunya rencana ini disambut gembira oleh Pemrov NTB bahkan pihak Pemrov sudah melakukan survei lokasi pembangunan KIH melalui Dinas LHK yang berkolaborasi dengan MUI NTB selaku badan yang akan ikut terlibat dalam proses realisasi KIH di Nusa Tenggara Barat. Kawasan Industri Halal (KIH) akan dibangun di Sekotong kabupaten Lombok Barat dan di kawasan Tumpak kabupaten Lombok Tengah yang dekat dengan Mandalika.

Lalu yang menjadi pertanyaan “apakah dampak jika terealisasinya pembangunan Kawasan Industri Halal ini bagi masyarakat Bumi Gora khususnya?.

Menurut penulis sendiri dipilihnya NTB sebagai tempat dikembangkannya Kawasan Industri Halal ini sebagai wujud dari pemerintah pusat memiliki keyakinan bahwa akan ada geliat ekonomi yang terjadi ditambah wilayah Lombok khususnya digadang-gadangkan sebagai pusat pariwisata halal di Indonesia. Tentunya dalam KIH nanti tidak hanya di kembangkan produk-produk bahan makanan halal saja tetapi juga akan di kembangkan industri fashion dan kosmetik halal.

Diketahui, Pemerintah Pusat melalui Kemenperin ingin mengembangkan potensi produk dan jasa industri halal di Tanah Air. Hal itu bertujuan memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Dampak nyata yang akan terjadi yakni banyaknya kebutuhan tenaga kerja sehingga akan mengurangi angka pengangguran.

Selain itu UMKM di wilayah ini akan diperdayakan karena pada dasarnya KIH ini akan menyesuaikan dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah unggulan. Nusa Tenggara Barat sendiri terkenal dengan produk-produk makanan dan kain tradisional unik sehingga hal ini bisa menjadi nilai jual tinggi apalagi di labeli dengan embel-embel halal sehingga ketertarikan khususnya wisatawan lokal dan mancanegara akan semakin meningkat.

Bukan hanya faktor “HALAL” dengan dibangunnya masterplan ini kegiatan ekonomi masyarakat NTB akan terarah, terkoordinasi, bahkan diharapkan menjadi titik sentral bagi berjalannya perekonomian daerah. Hal ini juga disampaikan oleh Igantius Warsito selaku Direktur Perwilayahan Kemenperin menurutnya Kawasan Industri Halal di Nusa Tenggara Barat ini akan menjadi roda penggerak perekonomian di kawasan Indonesia Timur dan KIH ini akan memberikan peluang besar bagi NTB dalam hal persaingan pasar muslim global.

Pembangunan KIH direncanakan akan melibatkan masyarakat NTB, termasuk kawasan pendukung yang akan dikonsep berbasis masjid dengan skema ekonomi modern seperti penggunaan big data dan platform digital trade. Mayoritas penduduk NTB yang mayoritas muslim dan sudah memiliki perbankan syariah dinilai cocok sebagai tuan rumah industri halal.

Apapun tujuannya kami sebagai masyarakat NTB mengharapkan dampak yang baik dengan dicanangkannya pembanguman kawasan industri berbasis halal ini sehingga semua lapisan masyarakat dapat menikmati hasil dari pembangunan ini lebih-lebih citra Nusa Tenggara Barat nantinya akan dilihat secara global sebagai salah satu kawasan industri halal yang patut diperhitungkan.

Penulis ialah Dosen UIN Kh. Achmad Siddiq Jember

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI