kicknews.today – Hasil produksi gabah di Kabupaten Bima turun drastis tiga tahun terakhir. Dinas Pertanian setempat menyebutkan hal itu disebabkan alih fungsi lahan dan petani beralih ke tanaman jagung, bawang merah dan kedelai.
“Paling banyak itu jagung,” jelas Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertanbun) Kabupaten Bima, Chairul Munir beberapa hari lalu.

Produksi padi 3 tahun terakhir kat dia, menurun drastis. Per tahun hanya mampu produksi sekitar 2 hingga 3 ribu ton gabah kering. Dibanding tahun-tahun sebelum gabah bisa mencapai 60 ribu ton per tahun.
“Kita tahu sendiri bagaimana antusias petani tanam jagung belakangan ini,” katanya.
Chairul mengatakan, alih fungsi lahan tanam ini hampir merata dilakukan petani pada semua kecamatan. Namun terbanyak ditemukan di lahan pertanian Kecamatan Bolo, Madapangga, Sape, Monta hingga Kecamatan Ambalawi.
“Mereka termotivasi tanam jagung, karena hasilnya menjanjikan daripada padi. Padahal jika kita dipikirkan, malah kebalikan dari itu,” bebernya.
Jika trend peralihan lahan tanam ini terus berlanjut hingga 10 tahun kedepan, Kabupaten Bima dikhawatirkan akan mengalami krisis pangan. Stok beras akan terganggu, sehingga memaksa pemerintah untuk mendatangkan dari daerah lain.
“Bisa jadi kita nanti datangkan beras dari daerah lain, tidak ada yang tidak mungkin. Jika para petani kita terus menerus tanam jagung, 5 hingga 10 tahun kedepan,” ungkapnya.
Untuk menekan persoalan ini, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, kecuali gelar sosialisasi dan mengedukasi para petani. Mereka diedukasi banyak hal, mulai dari anjurkan tanam padi hingga terkait penghasilan yang diperoleh.
“Sudah sering kami sosialisasi ke petani soal ini bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Hasilnya itu-itu aja, petani kita malah tetap fokus tanam jagung,” tandasnya. (jr)