Ponpes Zainul Hafidz At-Tufiq gelar uji publik program Amsilati

kicknews.today- Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pesantren dalam membina santrinya dalam gramatika bahasa arab, Pondok Pesantren Zainul Hafidz At-Taufiq, Dusun Sepi, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong Lombok Barat. Menyelengarakan imtihan (ujian, red.) atau uji publik untuk para santri, Sabtu 13 Mei 2023.

Mudir Pondok Pesantren Zainul Hafidz At-Taufiq, Ustadz H. Sahwan. S.Pd., yang dikonfirmasi di sela-sela kesibukan acara Pelantikan Pengurus Ranting NU Desa Se-Kecamatan Sekotong. Menyampaikan bahwa uji publik program amtsilati ini sukses digelar. Sebanyak 6 Santri langsung diuji di depan puluhan Tuan Guru dan ribuan jamaah yang hadir.

“Program Amtsilati merupakan metode yang sekaligus tersusun dalam bentuk kitab. Berisikan beberapa materi ilmu alat yang terprogram dengan penulisan yang sistematis,” sebut H Sahwan.

“Bagi para pemula dalam belajar membaca kitab kuning dan bahasa arab dalam kurun waktu 3-6 bulan. Pengarangnya adalah KH. Taufiqul Hakim dari  Pondok Pesantren Jepara Jawa Tengah,” Lanjut tokoh yang akrab dengan sapaan Guru Wan itu.

Pondok Pesantren ini merupakan satu-satunya pondok pesantren yang mengunakan serta menerapkan program amtsilati ini di Pulau Lombok. Acara yang berlangsung di halaman pondok pesantren itu, dihadiri oleh puluhan Tuan Guru, tokoh masyarakat, Ribuan Jamaah, pejabat pemerintah dan hadir juga Ketua PCNU kabupaten Lombok Barat Dr. H. Nazar Na’amy. Agenda itu juga dihadiri oleh wali santri dan para dewan asatidz.

“Sebelum kami melakukan wisuda, santri diuji publik dulu oleh para Tuan Guru dan nanti akan kami wisuda langsung oleh pengarang kitab amtsilati KH. Taufiqul Hakim,” ungkap Guru Wan.

Uji publik ini menghadirkan suasana yang meriah. Pasalnya para santri yang diuji tidak hanya bisa membaca kitab yang dipilih secara acak oleh hadirin, tapi juga mampu memberikan dasar bacaan yang sesuai dengan qoidah amtsilati. Kekompakan menjawab pertanyaan yang dilontarkan dalam bentuk nadhom, disambut dengan riuh tepuk tangan hadirin yang begitu meriah.

“Diharapkan selama 3 sampai 6 bulan santri sudah bisa tuntas belajarnya dan sudah bisa membaca kitab yang belum ada makna dan harokatnya alias kitab gundul. Dan metode ini bisa digunakan oleh semua kalangan bahkan bagi santri yang belum pernah belajar kitab saja juga bisa,” terangnya.

Selaku pengasuh Ia berpesan agar para santri tidak meninggalkan ilmu Nahwu dan Shorrof. Karena ilmu tersebut merupakan modal untuk bisa mempelajari segala macam ilmu. Ia juga mengingatkan agar para santri selalu menjaga identitas kesantriannya.

Salah seorang ustaz yang menjadi tenaga pengajar untuk program ini menjelaskan, bahwa pesantrennya membina ratusan orang santriwan dan santriwati yang sebagian besarnya dari Lombok Barat.

“Lembaga kami adalah lembaga non profit yang sama sekali tidak mengharapkan keuntungan secara ekonomi, kami tulus mengabdi demi masa depan Umat Islam kelak,” jelas ustaz yang masih muda tersebut.

Saat ditanya tentang pendidikan formal yang telah dibina di pesantrennya tersebut, Guru Wan menjelaskan bahwa saat ini di lembaganya telah melaksanakan pendidikan formal dari tingkat MTs dan MA. Dijelasaknya juga bahwa lembaga ini sudah diakui legalitasnya oleh pemerintah. (hl)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI