kicknews.today – Tim Penggerak PKK Kabupaten Lombok Utara (KLU) melaksanakan gerakan penanaman terumbu karang di Pantai Impos, Desa Medana, Kecamatan Tanjung. Program ini merupakan bagian dari inovasi “Peri Imut” (Perempuan Pemerhati Konservasi Ekosistem Laut) yang digagas untuk mendorong pelestarian lingkungan laut sekaligus pemberdayaan perempuan pesisir.
Ketua TP PKK Lombok Utara, Rohani Najmul Akhyar mengatakan kegiatan ini berangkat dari semangat perempuan untuk melestarikan alam dan budaya leluhur, dimulai dari langkah sederhana namun berdampak besar bagi generasi mendatang.

“Peri Imut adalah inovasi PKK Lombok Utara. Kami sebagai perempuan ingin ikut serta melestarikan budaya leluhur. Dimulai dari penanaman terumbu karang untuk konservasi ekosistem laut. Semoga ini menjadi warisan bagi generasi kita,” ujarnya, Senin (10/11/2025).
Dia berharap kegiatan ini menjadi ruang edukasi bagi perempuan pesisir untuk mencintai alam serta berdaya secara ekonomi melalui wisata bahari.
“Kami ingin perempuan bisa memanfaatkan potensi laut, membuka peluang kerja baru, dan tidak hanya bergantung pada tiga gili. Anak-anak pesisir ke depan bisa menjadi pemilik usaha wisata di tempat mereka sendiri, bukan sekadar karyawan,” jelasnya.
Rohani juga menegaskan bahwa penguatan ekonomi lokal melalui wisata bahari diharapkan dapat mendongkrak UMKM serta berkontribusi pada penurunan angka stunting.
“Jika ekonomi masyarakat membaik, kesehatan keluarga pun meningkat. Harapannya, stunting bukan lagi pekerjaan berat di masa depan,” katanya.
Selain mendukung sektor lingkungan dan wisata, PKK berencana mendaftarkan inovasi Peri Imut sebagai inovasi daerah tahun 2026, agar dapat mendorong kemajuan di berbagai sektor, mulai dari pertanian, perikanan, kelautan, lingkungan hidup, hingga pemberdayaan perempuan.
“Kami sangat berharap dukungan penuh dari pemerintah daerah. Ke depan kami ingin memberdayakan seluruh wilayah pesisir Lombok Utara melalui PKK desa,” tegas Rohani.
Ketua Peri Imut, Aryani Rahmawati menjelaskan bahwa program ini sudah berjalan sejak empat bulan lalu bekerja sama dengan Universitas 45 Mataram, lembaga musyawarah nelayan Lombok Utara (LMNU) dan Pokdarwis. Awalnya hanya ada empat meja transplantasi terumbu karang bantuan dari Bappeda, namun kini telah berkembang menjadi 12 meja di dua titik konservasi.
“Delapan meja tambahan kita buat bersama masyarakat dan mitra. Titiknya berada di depan Yenis Café dan sisi Utara pantai untuk dibandingkan mana yang tumbuh lebih baik,” tuturnya.
Menurut Aryani, tim saat ini sedang mengurus izin penggunaan ruang laut seluas 5 – 7 hektar untuk menjadikan kawasan tersebut zona konservasi resmi.
“Setiap minggu kami melakukan monitoring bersama Universitas 45 Mataram, lembaga musyawarah nelayan, dan Pokdarwis. Terumbu karang yang mati akan diganti dan dirawat kembali agar ekosistem tetap terjaga,” tutupnya. (gii/)


