kicknews.today – Drone pada umumnya dikenal sebagai alat untuk pengambilan foto dan video yang dikendalikan dari jarak jauh. Namun di Bima, Nusa Tenggara Barat justeru dipakai untuk tabur pupuk dan semprot tanaman.
Inovasi teknologi canggih in dikenalkan PT Sarotama, salah satu perusahaan swasta di NTB. Perusahaan ini juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan swasta di Bima.

Direktur Operasional Sarotama, Adi Baharudin mengatakan, Bima menjadi daerah pertama dilakukan uji coba penggunaan Drone untuk pertanian. Awalnya, pihaknya bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar di Indonesia, yang beroperasi di India.
“Kami juga menyampaikan kondisi pertanian di Pulau Sumbawa, khususnya di Bima dan Dompu. Hasilnya, sekarang dilakukan uji coba untuk membantu petani di Bima dan Dompu,” jelas Adi, Senin (16/1).
Penggunaan Drone menurutnya, sangat efektif dan bisa mengurangi pengeluaran petani dalam membayar tenaga kerja manusia. Drone Pertanian dapat bekerja hanya dalam 40 menit, untuk 1 hektare lahan. Sedangkan kemampuan penampung pupuk atau cairan penyemprotan, Drone bisa memuat 15 liter.
“Jadi, untuk satu hektare lahan hanya 2 kali terbang drone saja dan itu sangat efisien dengan segala jenis medan lahan yang ada di Bima,” sebut Adi.
Drone Pertanian ini bekerja secara otomatis dengan jaringan satelit, bukan jaringan internet. Jangkauan Drone Pertanian ini untuk lakukan pemupukan dan penyemprotan sampai jarak 500 meter. Secara luas bisa sampai 5 kilometer.
“Drone ini bekerja sistematis bisa membaca arah angin dan ketahanan tanaman. Jadi, petani tidak perlu khawatir efek angin dari drone,” ujarnya.
Penggunaan jasa drone ini memudahkan petani terutama di lahan terjal. Para petani di Bima dan Dompu cukup antusias menggunakan jasa drone, seperti di Pekat, Kilo, Tambora dan Kota Bima. Bahkan pihaknya kewalahan permintaan petani hingga puluhan hektar per hari.
“Karen baru dikenalkan, kami patok harga Rp300 ribu saja per hektar. Padahal harga Drone Pertanian tersebut, mencapai Rp380 juta per unit,” katanya.
Menurutnya, biaya sewa drone terbilang cukup murah, dibanding petani menggaji tenaga manusia Rp150 per hari. Belum lagi biaya makan dan rokok.
“Alhamdulillah, petani cukup puas dengan adanya drone ini. Sekarang kami diberikan kepercayaan untuk penambahan 9 unit lagi, sekarang sedang dikirim,” pungkasnya. (jr)