Truk pengangkut Sapi di Gili Mas kian menumpuk, peternak kelimpungan

kicknews.today – Jumlah truk pengangkut sapi yang antre di Pelabuhan Gili Mas Lembar Lombok Barat kian bertambah. Pengangkutan Sapi Kurban dari Bima ke Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi itu terkendala lantaran tak mendapatkan jadwal penyebrangan. Sampai hari ini, Senin (22/5) genap satu minggu mereka terbengkalai.

Kondisi tersebut dikhawatirkan akan lama sehingga menyebabkan peternak akan merugi ratusan juta. Lantaran kondisi sapi kurban yang kini minim pasokan pakan dan air minum akan terdampak bahkan akan mati.

Subhan peternak asal Bima yang antre 6 hari di pelabuhan Gili Mas mengatakan, pihaknya mendesak ada solusi cepat dari Pemprov NTB selaku pihak yang berwenang kaitan dengan pengiriman ternak antar provinsi. Sebab sampai saat ini antrian truk masih menumpuk lantaran belum bisa diangkut, bahkan informasi terbaru ini hanya 9 truk yang diberangkatkan.

“Kewajiban Pemerintah Provinsi NTB melayani kami, kalau kondisi seperti ini sapi kami akan mati,” jelasnya saat ditemui menunggu kepastian keberangkatan, Senin (22/5).

Menurut dia, kejadian ini disebabkan koordinasi antar OPD dengan lintas sektor lemah, jika koordinasi bagus tentunya ini bisa diantisipasi. Karena hal ini menyebabkan petani merugi. Dia juga mengatakan jika selama 5 hari saja ternak dibiarkan terparkir di sini, maka berat badannya akan turun.

“Karena makanan terbatas di ruangan tertutup, sempit lagi. Paling lama ternak diberangkatkan 5 hari, sementara ini sudah memasuki 7 hari belum juga diberangkatkan,” jelas Sulhan

Ditempat yang sama Adi Bahrudin, kelompok ternak asal Bima ini menerangkan truk pengangkut ternak dari Bima sudah biasa dilakukan oleh peternak melalui pelabuhan Gili Mas Lembar.

“Ini sudah lama berjalan, dilakukan teman-teman dari Bima melalui Gili Mas semua. Tapi ini kan puncak, antisipasi itu belum ada dilakukan oleh Dinas dan pihak terkait,” jelas dia.

Dia mengaku bahwa izin keberangkatan sapi kurban tersebut juga mendapatkannya dari provinsi. Dimana keberangkatan menuju Banyuwangi di salah satu  pengusaha yang dilakukan secara ekspedisi.

Selain itu ia dan peternak lainnya, mengeluhkan soal masa berlaku izin jalan ternak yang dikirim ke luar daerah seperti Jabodetabek, karena izin jalan itu berlaku seminggu. Sementara kalau terjadi keterlambatan seperti saat ini, maka izin jalan itu akan habis sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan untuk pengangkutan ternak.

“Izin jalan ini dari dinas peternakan dan PTSP. Kami berharap agar masa berlaku izin jalan ini diperpanjang agar jangan sampai merugikan peternak dan pengusaha,” katanya.

Sementara itu GM Pelindo Cabang Lembar Wahyu Agung Prihartanto mengatakan, truk bermuatan sapi asal Bima itu sudah beberapa hari berada di parkiran pelabuhan Gili Mas Lembar. Sebanyak 54 unit truk sapi dari Pelabuhan Gili Mas sudah diberangkatkan menuju Pelabuhan Tanjungwangi.

“Sedangkan sisamya di Pelabuhan Gili Mas, terparkir 58 unit truck sapi dengan rata-rata 1 unit truck berisi kurang lebih 20 ekor sapi. Di terminal Segenter kita taruh juga supaya tak membeludak di Pelabuhan Gili Mas,” jelasnya.

Ia juga mengatakan mengenai keterlambatan keberangkatan itu hal tersebut bisa dijawab oleh Pemprov NTB. Karena Pihaknya sebagai penyedia layanan jasa sifatnya membantu, namun menurut dia ini terjadi karena kapal yang mengangkut ternak belum ada.

“Kapal nya belum ada, dan koordinasi yang tidak ada, tahu-tahunya datang truk-truk begini. Begitu disini (Pelabuhan Gili Mas) antre, jangan kami disalahkan,” terang dia.

Terkait truk-truk pengangkut sapi ini, pihak Pelindo belum pernah diajak koordinasi oleh pihak Dinas Peternakan Provinsi ataupun perhubungan. Dia juga mengatakan para truk pengangkut ternak inipun sebelumnya, masuk tanpa tiket. 

“Itu juga yang membuat kami kerepotan, seharusnya ada koordinasi terlebih dahulu,” katanya.

Pengangkutan ternak pun seharusnya mengacu peraturan Menteri, namun ternak itu dibawa dari Bima ke Lembar menggunakan truk. Sementara di pelabuhan Gili Mas sendiri, tidak ada armada khusus untuk mengangkut hewan, karena kapal Roro itu khusus untuk mengangkut penumpang dan barang logistik.

Yang dikhawatirkan, justeru ini merusak fasilitas negara. Sehingga mengantisipasi itu, pihaknya menstanbykan petugas keamanan berjaga-jaga dari angkatan laut dan kepolisian. (ys)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI