Sempat hilang kontak 12 tahun, TKW asal NTB di Arab Saudi minta pulang

kicknews.today – Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) inisial NH asal Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengamankan dirinya di KBRI Riyadh, Arab Saudi. NH mengaku kabur dari rumah majikannya karena diperlakukan tidak baik serta gajinya tak dibayar.

“Beberapa waktu lalu, dia (NH) sempat menghubungi kami dan memberitahukan dirinya kabur dari rumah majikan lalu mendatangi kantor KBRI di Riyadh. Dia mengaku sudah lima bulan di sana,” ungkap Ridwan, orang tua NH.

Ridwan mengaku kaget dengan kabar dari putrinya tersebut. Pasalnya, NH sempat hilang kontak sejak 2011 silam. Sebelum putus kontak tahun 2011, NH sempat mengirim uang sebesar Rp14 juta dari hasil kerjanya sejak 2008.

“Sejak komunikasi terakhir dengan keluarga pada tahun 2011 lalu, dia tidak bisa dihubungi lagi. Sponsor yang memberangkatkan NH sudah meninggal dunia, sehingga kami tidak tahu mau bertanya dan meminta tolong kepada siapa waktu itu,” kata Ridwan. 

Untung saja, kata Ridwan, ada yang mengarahkan untuk melapor ke SBMI NTB setelah dihubungi anaknya beberapa hari lalu. Dia sangat berharap, putrinya bisa segera dipulangkan.

“Saya sangat berharap anak saya bisa segera dipulangkan dan gajinya dibayarkan oleh majikan,” katanya.

Ketua SBMI NTB, Usman mengaku sudah menerima pengaduan keluarga NH. Menurut keterangan keluarga, NH berangkat ke Arab Saudi pada tahun 2008. Awalnya komunikasi mereka lancar, hingga korban mengirim uang Rp14 juta pada tahun 2011.

Menindaklanjuti pengaduan keluarga NH, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Badan Perlindungan Pekerja Imigran Indonesia (UPT BP2MI) NTB, Disnaker Provinsi NTB, dan Disnaker Kabupaten Sumbawa agar Nurul bisa segera dipulangkan dan hak gajinya diberikan.

“Kami juga akan meminta bantuan rekan-rekan Dewan Pengurus Luar Negeri (DPLN) SBMI di Riyadh Arab Saudi agar NH bisa segera dipulangkan, serta diberikan hak gajinya. Kami juga minta agar majikannya diproses secara hukum, karena menahan dan tidak membayar gaji NH sejak tahun 2011,” tegas Usman.

Tidak hanya itu, pihaknya akan menelusuri dan menghubungi pihak KBRI dan Kemlu serta BP2MI untuk menanyakan terkait kabar kebenaran informasi dari keluarganya. Karena biasanya, jika ada PMI (TKI) di KBRI, akan ada surat secara resmi dari KBRI ke Pemerintah Indonesia.

“Yang jelas, SBMI juga akan menerima surat pemberitahuan terkait PMI tersebut, tapi sampai sekarang kami belum dapat laporan,” kata Usman.

Dia menduga, informasi terkait keberadaan korban sepertinya belum pasti atau orang yang mengaku sebagai PMI dan menghubungi keluarga NH dengan maksud lain.

“Dari pengakuan keluarga bahwa mereka komunikasi lewat video call dengan NH. Tapi, saya minta kalau dihubungi kembali agar disambung ke SBMI, supaya bisa dihubungkan ke KBRI Riyadh, namun tidak pernah dihubungi. Itulah yang buat belum yakin kalau PMI tersebut adalah NH. Yang jelas, kami tetap telusuri,” pungkas Usman. (cit)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI