kicknews.today – Perang antara Iran dan Israel resmi melewati garis merah. Keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam menyerang fasilitas nuklir Iran telah memicu gelombang balasan dari Teheran, termasuk ancaman menutup Selat Hormuz—jalur laut vital bagi perdagangan minyak dunia.
Pada Minggu (22/6/2025), Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan udara ke tiga situs nuklir Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan dilakukan menggunakan pesawat pembom siluman B‑2 Spirit, yang menjatuhkan bom bunker-buster seberat 13 ton. Trump menyatakan salah satu target utama, Fordow, “telah dihancurkan sepenuhnya dan tuntas.”

Iran Balas Besar-besaran, Israel Juga Rugi
Sebagai balasan, Iran meluncurkan lebih dari 400 rudal dan drone ke berbagai wilayah di Israel. Ledakan terjadi di sejumlah kota, termasuk Tel Aviv, Haifa, Ashdod, dan Netanya. Meskipun sistem pertahanan udara Iron Dome berhasil mencegat sebagian besar, sejumlah rudal tetap menghantam permukiman sipil dan fasilitas infrastruktur penting.
Kementerian Kesehatan Israel melaporkan sedikitnya 76 orang tewas dan lebih dari 400 luka-luka, sebagian besar akibat serangan drone bersenjata ke kompleks permukiman padat dan kawasan industri di utara Tel Aviv.
Beberapa rumah sakit di Haifa dan Ashkelon mengalami kelebihan kapasitas. Serangan juga menyebabkan pemadaman listrik massal di beberapa kawasan pesisir selama berjam-jam. Bandara internasional Ben Gurion sempat ditutup selama dua jam setelah salah satu rudal jatuh di dekat perimeter baratnya.
Pusat pertahanan udara dan satu fasilitas logistik militer Israel di wilayah Negev dilaporkan mengalami kerusakan signifikan akibat serangan drone bersenjata. Israel menanggapi dengan melakukan serangan udara lanjutan ke wilayah Iran menggunakan jet tempur F‑35 dan F‑16.
Iran Ancam Tutup Selat Hormuz
Kehancuran yang terjadi akibat serangan AS mendorong Iran mempertimbangkan langkah strategis berikutnya, yaitu menutup Selat Hormuz. Anggota Komite Keamanan Nasional Iran, Behnam Saeedi, menyatakan bahwa penutupan selat adalah “opsi serius” yang tengah dievaluasi oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Parlemen Iran disebut telah menyetujui dasar hukumnya. Jika dilaksanakan, langkah ini dapat menghambat sekitar 20 persen pasokan energi dunia, sebab Selat Hormuz merupakan jalur vital ekspor minyak dari negara-negara Teluk.
Beberapa kapal tanker telah menunda pelayaran mereka, dan harga minyak dunia melonjak lebih dari 11 persen sejak pernyataan itu diumumkan. Uni Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara Asia Timur mengeluarkan peringatan keras, mengingat penutupan selat bisa berdampak global.
Krisis Kemanusiaan di Iran dan Israel
Selain kehancuran di Iran, kini wilayah Israel juga dilanda kerusakan sipil dan kepanikan publik. Sistem transportasi massal terganggu, sekolah-sekolah ditutup, dan sirene udara berbunyi nyaris tanpa henti di beberapa kota utama.
Di Iran, lebih dari 400 warga sipil dilaporkan tewas, dengan ribuan lainnya terluka akibat gelombang serangan udara Israel ke pusat-pusat sipil dan fasilitas strategis. Banyak warga Iran mengungsi dari Tehran, menciptakan krisis kemanusiaan baru di dalam negeri.
Dunia Bersiap Hadapi Perang Lebih Luas
Dewan Keamanan PBB telah mengadakan pertemuan darurat. Negara-negara seperti Rusia, Tiongkok, dan Turki menyerukan gencatan senjata segera. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda meredanya konflik.
Dengan Amerika Serikat secara terbuka menjadi pihak yang aktif menyerang, dan Iran mengancam langkah ekonomi global, konflik ini kini berpotensi berubah menjadi perang kawasan yang melibatkan kekuatan besar dunia. (red.)