Pengamat pariwisata prihatin dengan krisis air di Gili Meno

Taufan Rahmadi
Taufan Rahmadi

kicknews.today – Pengamat pariwisata menyoroti persoalan krisis air di Gili Meno, Lombok Utara. Pasalnya, kondisi itu menjadi hal krusial, karena mengganggu aktivitas masyarakat maupun pariwisata di wilayah tersebut.

Pengamat pariwisata sekaligus Dewan Pakar Bidang Pariwisata TKN Prabowo-Gibran, Taufan Rahmadi mengatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan banyak laporan dari pelaku pariwisata di Gili terkait hal ini. Bahkan pihaknya melakukan koordinasi dengan para pihak mulai dari pusat hingga daerah.

“Kami sangat prihatin dengan krisis air bersih yang sedang melanda Gili. Situasi ini tidak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, tetapi juga pada sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi di Lombok Utara,” ungkap Taufan beberapa hari lalu.

Untuk mengatasi krisis air bersih ini, ada beberapa langkah konkret yang dapat segera dilakukan. Baik warga, pelaku pariwisata, maupun pemerintah.

Yakni menyediakan tangki-tangki air darurat di berbagai titik di Gili untuk memastikan pasokan air bersih sementara bagi penduduk dan wisatawan.

“Kemudian memastikan infrastruktur pengelolaan air yang ada diperbaiki dan dirawat dengan baik, serta mempercepat pembangunan infrastruktur baru yang lebih efisien,” kata TR sapaan akrabnya.

“Selanjutnya, mengajak sektor swasta yang bergerak di bidang teknologi air bersih untuk berkolaborasi dalam menyediakan solusi inovatif, seperti pemasangan instalasi desalinasi air laut,” lanjutnya.

Tak hanya itu saja, edukasi tentang penghematan air kepada masyarakat dan pelaku usaha pariwisata di Gili untuk memastikan penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan.

“Kita harus bertindak cepat dan tepat untuk mengatasi krisis ini agar tidak semakin parah dan mengganggu perekonomian serta kehidupan masyarakat di Gili. Bersama-sama menemukan solusi yang terbaik demi kebaikan semua pihak,” ucapnya.

Selain itu, diharapkan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk segera duduk bersama dengan para stakeholder pariwisata di Gili guna mencari solusi cepat untuk mengatasi masalah ini.

“Kami juga meminta pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) untuk segera turun tangan dan mendorong para pemegang kebijakan di daerah, baik di Lombok Utara maupun di Provinsi NTB, untuk mengatasi persoalan ini dengan tuntas,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Lombok Utara Denda Dewi Treni Budiastuti mengatakan, dampak luar biasa yang dirasakan sangat memberatkan sekali apalagi untuk tamu hotel dan restoran.

Tak hanya itu, berdampak juga terhadap tingkat kunjungan wisatawan di Gili Meno karena hal tersebut.

“Kunjungan sangat turun drastis dan rata rata yang di Gili Meno ini menginapnya di Gili Air dan Trawangan, karena paket wisatanya itu ada kunjungan ke Gili Meno,” ujarnya.

Hampir seluruh industri pariwisata disana merasakan dampaknya. Apalagi sebentar lagi memasuki masa high season pada Juli, Agustus.

Kendati demikian, diharapkan persoalan krisis air ini bisa segera terselesaikan dan kondisi pariwisata maupun kunjungan kembali membaik. “Kami juga sudah ikut hearing kemarin, mudah-mudahan segera ada solusi terbaik dan segera disikapi oleh semua pihak,” tutupnya. (gii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI