kicknews.today – Sebanyak 218 penari asal Nusa Tenggara Barat (NTB) tampil memukau saat peringatan HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Jakarta. Mereka membawakan tarian kolosal bertajuk “Tembolak Beak” sebelum upacara penurunan Bendera Merah Putih yang dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Tari kolosal bertajuk Tembolak Beak ini merupakan sebuah pertunjukan seni yang merepresentasikan kekayaan budaya tiga etnis di NTB: Sasak, Samawa, dan Mbojo. Tarian ini diiringi lantunan musik tradisional gendang beleq khas Suku Sasak dari Lombok, dan ditampilkan tepat pukul 16.15 WIB, sesaat sebelum upacara penurunan bendera merah putih di istana merdeka Jakarta.

Tari kolosal ini digagas oleh Kepala Taman Budaya NTB Lalu Suryadi Mulawarman, dan menjadi salah satu sorotan utama dalam perayaan kenegaraan tersebut. Para penari tampil percaya diri meskipun sempat dilanda ketegangan sebelum tampil di hadapan Presiden dan tamu negara, termasuk dari 13 perwakilan negara sahabat.
Salah satu penabuh gendang beleq asal Lombok Barat, Akmal, yang juga ikut dalam rombongan penari asal NTB itu, mengaku senang bisa terlibat dalam pementasan tari kolosal yang disaksikan Presiden Prabowo dan ribuan tamu kehormatan lainnya.
”Semoga ini menjadi langkah awal budaya NTB mulai dikenal di seluruh Indonesia, bahkan dunia,” ujar Akmal di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025).
Hal yang sama dirasakan Sella Aprilina. Perempuan berusia 31 tahun itu merupakan salah satu penari yang terbang langsung dari Lombok. Ia tak menyangka bisa membawakan tari kolosal yang merepresentasikan tiga etnis di NTB (Sasak, Samawa, Mbojo) itu di hadapan Presiden Prabowo dan ribuan tamu negara lainnya.
“Saya bangga sekaligus speechless. Rasanya merinding tampil di depan ribuan orang dan tamu negara,” ucapnya.
Pementasan tari kolosal Tembolak Beak itu juga diselingi pembacaan puisi bertajuk ‘Merdeka’ oleh Lalu Galih Asanka Mulawarman. Ia mengaku sempat grogi membacakan puisi karya koreografer Lalu Suryadi Mulawarman itu. Penampilannya menjadi simbol semangat perjuangan generasi muda NTB yang ingin bersuara melalui seni.
“Saya sempat takut, tapi saya berusaha tampil maksimal. Puisi ini ingin menyampaikan semangat perjuangan kepada anak muda lewat bait-bait yang saya sampaikan,” ujar Galih.
Sementara itu, Kepala Bidang Kepemudaan Dispora NTB, Tarmizi atau yang akrab disapa Aji, turut mendampingi rombongan penari ke Jakarta. Ia mengaku sangat puas dengan penampilan luar biasa para penari muda dari NTB ini.
“Ini sungguh spektakuler. Anak-anak sempat tegang, tapi hasilnya luar biasa. Mereka bahkan menanti dari pagi hingga sore untuk tampil. Ini benar-benar penampilan yang memukau,” kata Aji.
Dirinya berharap kehadiran perwakilan dari 13 negara dapat membuka peluang internasional bagi para seniman muda NTB.
“Kami berharap salah satu negara tertarik dan mengundang mereka tampil di ajang internasional,” tambahnya. (wii)