Penerbangan di Bandara Bima terganggu karena kabut tebal

ilustrasi kabut haze
ilustrasi kabut haze

kicknews.today – Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin (SMS) Bima, NTB, terganggu akibat munculnya kabut haze. Kondisi ini sudah berlangsung sejak Kamis sore (4/1/2024).

Untuk sementara, penerbangan dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (Bizam) dan Bandara Ngurah Rai Bali dibatalkan. Penerbangan dibuka kembali setelah situasi kembali normal.

“Penerbangan pesawat dari Denpasar dan Lombok ditunda dengan alasan cuaca. Jadi, kemarin sore gak ada pesawat yang mendarat di Bandara Bima,” kata Kepala Unit Penyelenggara Bandara SMS Bima Fitra Jaya, Jumat (5/1/2024).

Sejak Kamis sore, curah hujan dan kabut haze menyelimuti kawasan di sekitar bandara. Kondisi itu dapat mengganggu jarak pandang pilot saat landing.

“Jadi jarak pandang hanya 5 kilometer,” bebernya.

Menurut Fitra Jaya, kondisi kabut haze di sekitar kawasan Bandara pada pagi ini berangsur hilang. Hanya saja, ia belum berani pastikan apakah ada aktivitas pemberangkatan pesawat pada siang nanti atau tidak.

“Kalau pesawat yang datang dari Denpasar ada, kami sekarang lagi tunggu pesawatnya tiba. Sementara yang berangkat, belum bisa kami pastikan,” terangnya.

Karena menurut dia, mengenai keberangkatan atau tidaknya pesawat dalam kondisi saat ini tergantung pihak maskapai dan BMKG. Karena mereka yang mengetahui kondisi cuaca yang memungkinkan untuk penerbangan.

“Kalau saya terkait fasilitas landasannya, begitu pak. Maskapai juga belum bisa pastikan apakah penerbangan dibatalkan atau tidak untuk hari ini,” bebernya.

Meski sejak tadi pagi, para calon penumpang sudah berdatangan di kawasan Bandara SMS Bima. Saat ini mereka telah diarahkan menunggu di terminal bandara sembari menunggu kepastian keberangkatan.

“Calon penumpang ada di terminal menunggu kepastian keberangkatan atau tidak,” jelasnya.

Kepala Stasiun BMKG Bima, Moch Syaiful Annas mengatakan, sejak tanggal 3 hingga 5 Januari terjadi kabut yang terpantau dari hasil pengamatan cuaca pada jarak pandang (visibility) yang kurang dari 5 km.

Fenomena kabut yang terjadi di wilayah Bima Dompu merupakan udara kabur (Haze). Haze merupakan kekaburan udara yang disebabkan oleh partikel-partikel kering di udara yang terjadi akibat adanya penebalan lapisan inversi dimana suhu lapisan atas lebih

tinggi daripada suhu di lapisan di bawahnya.

Sehingga partikel partikel kecil yang melayang di atmosfer tidak dapat naik atau tertahan pada atmosfer lapisan bawah. Maka dapat menyebabkan jarak pandang (visibility) berkurang atau 5 km.

“Hal ini dapat mengganggu aktivitas masyarakat dalam penerbangan maupun pelayaran,” katanya, Jumat (5/1/2024). (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI