Makna peringatan Hardiknas bagi praktisi pendidikan

kicknews.today – Momen peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dinilai menjadi waktu yang tepat untuk menelaah lebih mendalam dunia pendidikan dari berbagai sudut pandang. Satu diantaranya adalah dari sudut pandang penyelenggara dan praktisi pendidikan.

Sekolah dan Dinas yang bersentuhan langsung dengan tenaga pendidik, adalah sebagian dari banyak pihak yang tentunya memiliki sudut pandang tersendiri mengenai dunia pendidikan saat ini. Kabid GTK Dinas Pendidikan Kota Mataram Naufal Aldian merasa terdapat satu kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus terkait kondisi iklim pendidikan belakangan ini.

Meski tampak tidak terlalu disadari, dunia pendidikan formal belakangan perlahan terasa lebih banyak menaruh perhatian pada capaian prestasi yang tersusun atas angka-angka yang tercetak diatas kertas. Baik bentuk penilaian terhadap siswa, hingga terhadap kinerja guru dan sekolah secara umum.

Menurutnya evaluasi kinerja dunia pendidikan tak boleh hanya disandarkan pada angka-angka diatas kertas saja. Angka-angka dalam tabel yang dituangkan untuk merepresentasikan capaian-capaian sebagai penilaian untuk hasil kerja dunia pendidikan.

Angka-angka yang kian tahun standartnya terus meningkat. Padahal pada kenyataanya kondisi kualitas sosial masyarakat sepertinya belum berbanding lurus dengan angka-angka tersebut.

“Semakin tahun capaian evaluasi kinerja dunia pendidikan tambah baik. Tapi seperti ada yang kurang. Ada yang hambar,” ungkapnya saat ditemui usai apel peringatan Hardiknas, Selasa 2 Mei 2023 di ruangan kerjanya.

Menurutnya perlu ada kerjasama kongrit antara tenaga pengajar dan pendidik dengan dinas dalam merumuskan dan membuat pola kerja dalam membentuk dan mendidik siswa sekolah. Mengingat para siswa inilah yang akan meneruskan perjalanan bangsa kedepan.

“Saya sudah kumpulkan K3S, MKKS dan para Guru BK di dinas untuk saya ajak diskusi lebih serius. Mereka tentu mengetahui kondisi sekolah dan anak didik. Harus disingkronkan dengan program kami di Dinas,” ungkap Kabid yang kerap disapa Bang Dion itu.

Fokus utama yang menjadi materi diskusi mereka adalah upaya menyeimbangkan pendidikan dan pengajaran. Antara ilmu eksak dan sosial serta akhlak untuk para siswa.

“Pola pendidikan kita sekarang sudah padat dengan materi-materi yang memanusiakan manusia. Tapi sepertinya kurang Menuhankan Tuhan,” kata Dion.

Pendidikan dan pengajaran religi dinilai sangat perlu untuk mempertebal edukasi mental anak didik. Bukan hanya dari sisi kegamanaan secara tekstual, namun lebih pada etika beragama dan bermasyarakat yang tertuang secara eksplisit pada pendidikan kebudayaan.

“Sudah akrab bagi kami yang dibesarkan dalam keluarga dan lingkungan religius untuk menerapkan adab dalam keseharian. Jadi meski tak memiliki standart nilai formal yang beraneka ragam. Kehidupan sosial kemasyarakatan yang kami jalani saat itu rasanya lebih khidmat,” sambungnya.

“Dengan berkembangnya standart pola penilaian sebagai barometer ukur kinerja dunia pendidikan saat ini, haruslah menjadikan anak didik lebih siap dan menjadi pribadi yang tangguh dalam mewujudkan masyarakat yang harmonis,” ungkap Dion menutup penjelasanya. (hl)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI