Gedung SMKN di Lombok Timur disegel karena proyek tidak dibayar

kicknews.today – Pembangunan gedung praktik SMKN 1 Pringgasela Kecamatan Pringgasela menyisakan masalah. Hal tersebut disebabkan karena sisa pengerjaan dari proyek  yang sebelumnya dikerjakan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022  yang digelontorkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB sampai sekarang tidak kunjung dibayar ke pihak  rekanan sebesar Rp139 juta. 

Dari permasalahan itu, pihak rekanan  mendatangi SMKN 1 Pringgasela pada Rabu (31/5) guna melakukan penyegelan gedung praktik yang telah dibangun tersebut. Aksi penyegelan ini tidak lain karena kesal lantaran tidak kunjung mendapatkan kejelasan dari Dikbud NTB dalam hal ini Kabid SMK selaku yang bertanggung jawab terkait pengerjaan proyek tersebut.

“Pengerjaannya sudah selsai bulan Januari. Tapi sampai sekarang belum dibayar oleh Dinas,” kata rekanan, Syarapudin saat dikonfirmasi via WhatsApp pada Kamis (1/6).

Pembangunan gedung praktik tersebut kata dia, merupakan proyek swakelola yang bersumber dari DAK 2022 dengan pagu anggaran sekitar Rp985 juta.  Berbagai item pengerjaan yang bersumber dari DAK itu sudah rampung dikerjakan Desember 2022. Namun selang beberapa waktu, Kabid SMK Dikbud NTB Khaerul Ikhwan memintanya untuk melanjutkan beberapa item pekerjaan tambahan secara swadaya.

“Diantaranya pemasangan keramik,  acian, cet tembok, cet baja, pembuatan taman termasuk juga ACP selasar yang dikonversi ke Kalsiboard. Sedangkan pengerjaan tambahan itu dimulai Januari 2023 dan selesai di bulan itu juga. Setelah selesai, kita mengajukan sisa pembayaran pengerjaan, tapi Kabid malah bilang tidak ada anggaran, dan kami disuruh ke sekolah. Tapi pihak sekolah juga tidak mau membayar dengan dalih tidak ada anggaran dan juga tidak ada perintah dari dinas,” tambahnya.

Kendati demikian, pekerjaan DAK 2022  tidak ada masalah, aka tetapi yang bermasalah adalah pekerjaan tambahan yang swadaya nya dengan nilai pekerjaan Rp139 juta. 

Yang lebih disesalkannya adalah Kabid yang bersangkutan memintanya untuk membongkar kembali pekerjaan yang telah dilakukan. Namun yang bersangkutan tidak mau gegabah. Ia akan tetap menginginkan supaya masalah ini diselesaikan dengan cara yang baik. Paling tidak mereka diberikan kepastian kapan sisa pengerjaan itu sanggup untuk dibayar oleh pihak Dinas.  

“Tetap ada itikat baik untuk menyelesaikan masalah pembayaran ini. Paling tidak kita ingin supaya biaya pekerjaan yang diganti. Soalnya itu kan kita pakai untuk membayar tukang, termasuk juga pembayaran bahan yang telah kita ambil di toko,” pungkasnya. (cit)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI